“Di sini terlihat adanya Lingga Yoni, simbol dari Dewa Siwa. Itu mengindikasikan di sini ada bangunan suci. Itu yang kita cari, bangunan sucinya itu apa,” ujar Ketua Tim Arkeolog Endang Widyastuti di sela persiapan pemetaan untuk penggalian di Gunung Kabuyutan, (19/10).
Batu Lingga Yoni berbentuk undakan dengan batu bulat di atasnya. Batu itu diyakini sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Siwa dan Dewi Parvati. Melihat bentuk Lingga Yoni, para arkeolog menduga di tempat tersebut pernah ada bangunan menyerupai candi. Namun hal itu masih harus dibuktikan dengan melakukan penggalian.
Kemarin (19/10) siang para arkeolog baru melakukan pemetaan sebelum ekskavasi (penggalian di tempat yang mengandung benda pubakala). “Kita hanya diberi waktu empat hari untuk melakukan ekskavasi (penggalian) kemudian nanti kita tutup lagi,” katanya.
“Dalam kegiatan ini kami berharap bisa menemukan sampel untuk dating seperti arang agar bisa tahu sejak tahun berapa keberadaannya. Tapi, melihat gaya bangunan seperti dari kerajaan Sunda. Kerajaan Sunda itu kan ada sekitar abad ke-10 sampai 11 Masehi,” paparnya.
Penanggung Jawab Ekskavasi Lutfi Yondri menduga di sekitar lokasi tersebut ada peninggalan megalitikum. Seperti batu-batu besar yang menandakan pernah ada kehidupan purbakala. Hal itu dilihat dari kondisi di sekitar tempat keberadaan Batu Lingga Yoni. Namun hal itu belum dapat dibuktikan sebelum ada hasil penelitian lebih lanjut.
“Di sini kemungkinan ada situs megalitik (megalitikum) yang lebih besar. Kata masyarakat ada sisa-sisa gerabah, ada lesung tapi sekarang sudah tidak ada. Tapi, indikasinya di situ ada undak-undakan mengarah kepada budaya megalitik,” cetusnya.
Selain meneliti situs Lingga Yoni, 10 orang arkeolog yang terbagi atas dua tim juga menyurvei tempat-tempat lain di Kota Tasikmalaya. Mereka menyebar mencari beberapa tempat yang diduga memiliki keterkaitan dengan sejarah dan budaya di masa lampau.
Penjaga Situs Henly Yeni mengaku telah menjaga batu tersebut secara turun temurun dari ayahnya. Karena batu tersebut berada di tanah milik nenek moyangnya. Batu Lingga Yoni ditemukan oleh para arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang, pada tahun 1986.
Menurut cerita ayahnya, batu tersebut ada sejak abad ke-17. Batu itu diberi nama batu Pilar karena bagian atasnya yang bundar. “Di sebelah sana (di sebelah Batu Lingga Yoni), Bapak saya pernah menggali sedalam dua meteran, ada batu berundak-undak. Cuma waktu ada arkeolog dari Serang disuruh ditutup kembali. Katanya takut rusak,” ujarnya. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JCH Diimbau Tak Bawa Uang Banyak
Redaktur : Tim Redaksi