Arkeolog Temukan Reruntuhan Rotterdam

Senin, 16 September 2013 – 10:12 WIB

jpnn.com - MAKASSAR--- Tim arkeologi Universitas Hasanuddin yang melakukan ekskavasi di Fort Rotterdam, menemukan adanya material yang diduga reruntuhan benteng pada masa lalu.

Material tersebut berupa tumpukan bebatuan yang acak, pasir, serta adanya susunan batu yang terlihat masih rapi, namun sudah tertimbun campuran aneka material. Gabungan seluruh material ini diduga merupakan pagar bagian selatan Benteng Rotterdam yang sebelumnya telah rubuh.

BACA JUGA: Dihantam Ombak, Perahu 22 ABK Terbalik

Tim peneliti ini memang sedang fokus melakukan penelitian untuk memecahkan asumsi apakah Benteng Rotterdam di bagian selatan dahulu memiliki pagar tembok sama seperti bagian timur, barat, dan utara. Misteri itu masih belum terpecahkan hingga sekarang.

Terdapat dua versi mengenai keberadaan Benteng itu. Dalam foto temuan tim yang diambil pada kisaran 1930-an, ditemukan tidak adanya pagar di bagian selatan benteng yang dikenal juga dengan nama Benteng Pannyua tersebut. Namun dalam buku besar desain benteng yang dibuat Belanda, pagar tembok tersebut memang ada.

BACA JUGA: Pembuatan E-KTP Diusulkan di Daerah

"Ada beberapa benda buatan Belanda, juga batu yang diduga belum pasti reruntuhan dinding benteng," ujar tim ahli arkeologi Unhas, Iwan Sumantri, kepada FAJAR (Group JPNN) kemarin.

Arkeolog sejauh ini sudah menemukan balok-balok batu dari hasil penggalian selama sepekan. Iwan mengatakan, hampir pasti konstruksi itu merupakan bagian dinding pada masa lampau. Hanya saja kesimpulan belum bisa diambil karena masih banyak hal yang harus dianalisis. Apalagi, tim masih terus melakukan pendalaman dan masih terus mencari temuan-temuan baru.

BACA JUGA: 700 Warga Bermukim di Taman Nasional

Penelitian Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Unhas ini bekerja sama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar (BP3M). Tujuannya untuk menemukan konstruksi dan struktur dinding benteng bagian selatan. Juga untuk mengetahui mekanisme runtuhnya balok-balok batu benteng yang dulunya diduga memang ada.

Dalam gambar temuan yang diambil sebelum masa kemerdekaan Indonesia, memang menujukkan sudah tidak adanya dinding benteng yang dimaksud. "Tetapi ada juga gambar studi kelayakan yang dibuat Belanda, yang menunjukkan bahwa di situ ada dinding," imbuh Iwan.

Hanya saja, karena faktanya secara visual saat ini tidak ada dinding, sehingga tim arkeologi ingin membuktikan kedua asumsi tersebut. Pada akhirnya hasil penelitian ini akan memberikan tanggapan mengenai ada atau tidaknya dinding di bagian selatan benteng.

Tim peneliti akan melakukan penelitian selama hampir sebulan. Ada dua tim yang melakukan ekskavasi, yakni tim abstraksi dan tim gambar. Tim gambar bertugas memindahkan semua bentuk visual ke dalam gambar atau denah yang menggunakan skala dan dibuat persis objek aslinya.

Sementara tim deskripsi menyusun penjelasan mengenai posisi bebatuan yang ditemukan di setiap titik galian. Termasuk penjelasan mengenai bahan pengikat atau lem batu-batu tersebut, pasir yang bercampur di dalamnya, serta kemungkinan-kemungkinan lainnya.

"Selama 21 hari, mulai 11 September. Akhir bulan ini baru selesai," beber Iwan.

Hanya saja, kesimpulan mengenai penelitian ini tidak bisa serta-merta diambil secara sepihak. Akan ada analisis besar dilakukan dengan menggabungkan antara analisis sejarah, pakar kota tua, arsitektur dan sipil kota tua, dikomparasikan dengan temuan lapangan pasca ekskavasi.

Sejauh ini tim sudah membuat delapan titik atau kotak yang fokus diteliti. Kotak-kotak tersebut berisi benda-benda purbakala yang bisa memberikan banyak petunjuk mengenai target yang ingin didapatkan. Kedalaman galian setiap titik berbeda-beda karena bergantung pada kelengkapan situs yang ditemukan.

Di beberapa titik, kotak yang didapatkan sudah relatif sempurna meski hanya digali 50 sentimeter. Namun ada juga yang bahkan harus digali hingga lebih dari satu meter. Sejumlah tenda dipasang di lokasi penggalian.

Sebelumnya, Kepala BP3M, Andi Said, mengatakan, ekskavasi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan baru mengenai konstruksi tembok dinding bagian selatan Benteng Rotterdam. Jika asumsi selama ini mendapatkan pembuktian, maka fakta baru akan terkuak.

Selama ini, dinding Benteng Rotterdam hanya dikenal terdiri atas tiga sisi, yakni utara, timur, dan barat. Sejak diambil alih oleh Indonesia, benteng tersebut sejak dulu sudah tak memiliki tembok dinding di bagian selatan. Namun sisa-sisa adanya dinding, terdapat di timbunan material, maka itu yang diekskavasi saat ini. (zuk/sil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya ada 72 Lowongan, Pendaftar Diperkirakan Puluhan Ribu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler