Arti Tangisan Federer di Wimbledon

Senin, 17 Juli 2017 – 05:31 WIB
Roger Federer. Foto: AFP

jpnn.com, LONDON - Maestro tenis asal Swiss, Roger Federer mencatatkan sejarah besar di tanah Inggris, Minggu (16/7) malam WIB. Menjelang umur 36 tahun bulan depan, Federer memeluk gelar Wimbledon kedelapan. Dia resmi menjadi kolektor terbanyak trofi grand slam tertua di muka bumi.

Tidak ada seleberasi berlebihan yang dilakukan Federer usai menjadi juara. Namun, tangisan harunya sesaat setelah Federer duduk di sisi lapangan usai pertandingan, sungguh punya arti begitu dalam.

BACA JUGA: No Surprise! Federer Raih Gelar ke-8 Wimbledon, 19 Grand Slam

''Bisa kembali tampil di Wimbledon adalah hal luar biasa. Dan kembali mengangkat trofi tanpa kehilangan satu set pun, ini adalah keajaiban. Aku belum percaya semua ini, seperti mimpi saja. Aku masih merasa ini semua berlebihan,” kata Federer dalam sambutan kemenangannya lantas disambut tepuk riuh penonton.

Delapan gelar Wimbledon membuat Federer mengungguli legenda Amerika Serikat Pete Sampras dan William Renshaw (Inggris) yang masing-masing telah mengoleksi tujuh trofi.

BACA JUGA: Garbine Muguruza, Ratu Wimbledon yang Baru....

Tampil di hadapan 15 ribu lebih penonton yang memadati center court, Federer tampil begitu digdaya untuk menumbangkan Cilic. Petenis jangkung setinggi 198 cm asal Kroasia itu takluk hanya dalam tempo satu jam 41 menit dengan skor telak 3-6, 1-6, 4-6.

Hasil ini sekaligus membuat Federer memenangi grand slam tanpa kehilangan satu set pun, menyamai legenda terbesar Swedia Bjorn Borg yang juga bisa melakukan hal yang sama pada 1976.

BACA JUGA: Ekspres! Federer Catat Final ke-11 di Wimbledon

Trofi kedelapan Federer di Wimbledon kemarin sekaligus menjadi trofi ke-19 nya di ajang mayor. Terbanyak dalam sejarah, semakin jauh dari peringkat kedua Rafael Nadal yang mengoleksi 15 trofi. ''Aku berharap ini bukan pertandingan terakhirku di Wimbledon. Aku ingin kembali tahun depan,” ucap Federer.

Seperti prediksi awal, Cilic yang mengandalkan kekuatan utama servis keras belum cukup untuk mengatasi Federer. Cilic malah beberapa kali mati langkah lantaran tak siap dengan pengembalian Federer yang tak terduga. Apalagi, Cilic bermain tidak maksimal karena mengalami cedera

Federer kemarin tampil begitu powerful sekaligus skillful. Seperti saat dia mengembalikan servis keras Cilic dengan pukulan spin yang mengarah ke dekat net. Sontak itu membuat Cilic terkecoh dan hanya melongo di garis baseline. Penonton pun spontan bertepuk tangan dengan sajian permaian cantik Federer tersebut.

Kekalahan Cilic kemarin sendiri memang mudah saja dipediksi. Tipikal permainan petensi 28 tahun itu mirip-mirip Milos Raonic. Nasib Cilic pun akhirnya memang sama dengan petenis asal Kanada tersebut. Yakni takluk tiga set langsung di tangan Federer. Raonic sendiri kalah dari Federer di babak delapan besar.

Cilic kemarin sering kali membuat kesalahan sendiri. Pukulan-pukulan Federer yang menyulitkan membuat dia sering gagal menyeberangkan bola ke wilayah lawan. Total kemarin juara Amerika Serikat Terbuka 2014 itu membuat 23 unforced error. Sementara Federer hanya melakukan delapan kali.

“Aku tidak pernah menyerah di pertandingan. Aku sudah melakukan semuanya. Inilah yang bisa aku lakukan,” ucap Cilic. (irr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cilic Tunggu Federer atau Berdych di Puncak Wimbledon


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Wimbledon   Federer  

Terpopuler