jpnn.com - jpnn.com - Lokasi objek wisata arung jeram di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulut, kembali memakan korban.
Informasi dihimpun Manado Post (Jawa Pos Group), dr Cherry Kalangi (26) tenggelam saat menikmati olahraga arung jeram di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano itu, Selasa (7/2).
BACA JUGA: Pemuda Tewas Terseret Arus Saat Cuci Tikar di Sungai
Menurut Jan Sondey, pemilik usaha arung jeram tersebut, awalnya korban dan rekan-rekan yang adalah rombongan dr Maxi Oley (kerabat Jan Sondey), rencananya akan menikmati arung jeram sekira pukul 14.00 Wita.
Tetapi rombongan yang terdiri dari empat dokter yakni tiga pria dan satu wanita (korban, red) baru sampai sekira pukul 17.00 Wita.
BACA JUGA: Bu Risma Pimpin Pencarian Jasad Dian
“Saat itu saya menjelaskan bahwa maksimal melakukan arung jeram jam 16.00 Wita tetapi korban mendesak agar bisa tetap dilakukan, dengan alasan seluruh penumpang dapat menggunakan baju pengaman. Karena didesak, akhirnya saya mengizinkan berarung jeram dari lokasi PLTA, dimulai pukul 17.30 Wita,” beber Jan.
Diterangkan Jan, saat perjalanan menuju PLTA, korban mengaku sudah pengalaman pernah ikut arung jeram di Bali, di Jawa Barat dan beberapa tempat lainnya.
BACA JUGA: Terpeleset di Kolam Renang, Bu Tuty Meninggal Dunia
“Saya bilang, di sini (Sawangan) lebih ekstrem, namun korban berkata dia lebih tertarik dan ingin mencoba,” ungkap Jan.
Ditambahkannya, saat dilepas, ia prediksi 30 menit rombongan pasti sudah sampai, tetapi 1 jam berlalu belum juga sampai.
Hingga salah satu kru datang, dan memberi tahu kejadian tersebut dan kami langsung bergegas bersama masyarakat dan tim SAR untuk mencari korban.
Terpisah, Brian Sondey, anak Jan Sondey, yang adalah seorang skipper atau pemandu di lokasi wisata arung jeram Sawangan mengatakan, awalnya start dari PLTA Tanggari sekitar pukul 17.45 Wita.
Menggunakan satu perahu bermuatan tujuh orang dan semuanya berpakaian safety. Terdiri dari empat penumpang dan tiga kru. Baru sekitar 200 meter jalan, tiba-tiba arus menjadi sangat kencang dan debit air tinggi.
“Perahu terbalik, hingga semua penumpang perahu keluar dari perahu dan kami tiga kru langsung melakukan pertolongan. Saat saya memegang korban, ia sudah memegang tali perahu, saat itu ada salah satu penumpang yang berteriak tidak tahu berenang. Saya pikir korban sudah berpengalaman dan sudah memegang tali, jadi aman.
“Hingga saya langsung menolong temannya. Saat akan kembali mengamankan korban, ia sudah tidak ada,” beber Brian.
Sontak saja, pihaknya langsung menghubungi tim SAR gabungan untuk mencari korban. Sekira dua jam, tubuh korban akhirnya bisa ditemukan sekira pukul 21.00 Wita, dengan titik penemuan sekitar 6 kilometer jauhnya dari lokasi saat perahu terbalik.
“Korban ditemukan dalam keadaan masih bernapas dan langsung diambil tindakan pertolongan, lalu korban dibawa ke RS Walanda Maramis,” kata Indra Oley, yang memimpin tim SAR gabungan.
Terpisah, Sekretaris Desa Sawangan Charles Kaseger, mengatakan, nyawa dr Cherry tak bisa tertolong, dan meninggal Rabu (8/2) sekitar pukul 01.26 Wita di RS Siloam setelah mendapat pertolongan di RS Walanda Maramis Airmadidi. (MP)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bocah Tewas di Kubangan Sirtu
Redaktur & Reporter : Soetomo