Kepala Humas PT Pelindo III mengatakan, pada Januari lalu, volume peti kemas domestik mencapai 259 TEUs atau setara 221 boks. Kemudian pada Mei meningkat hingga 418 TEUs atau setara 368 boks. "Jalur pelayaran baru Kumai-Semarang-Surabaya dibuka sejak 1 Juni lalu. Sejak dibuka, arus peti kemas meningkat," katanya.
Contoh komoditas perdagangan yang potensial yang dikirim dari pelabuhan Kumai ke terminal peti kemas adalah bungkil kelapa. Sebaliknya, komoditas yang paling banyak diangkut ke Kumai adalah pupuk organik. "Sedangkan, jalur dari Semarang ke Surabaya berupa makanan ringan, yang nanti diteruskan ke kawasan Indonesia timur," urainya.
Menurut Edi, peningkatan arus Semarang-Surabaya dapat menekan kepadatan di jalur Pantura. Apalagi, jalur yang relatif padat membutuhkan waktu yang lama dan bahan bakar lebih banyak. "Tapi, peti kemas dari Kumai yang dibongkar di Semarang masih kosong, sedangkan sebaliknya peti kemas dari Semarang cenderung lebih banyak muatannya," kata Edi.
April lalu, sebanyak 200 peti kemas domestik kosong mendarat di Semarang. Sebaliknya, 105 boks terisi penuh dari Semarang untuk tujuan Kalimantan dan Indonesia timur. "Saat ini pionir di rute Kumai-Semarang-Surabaya ialah PT Meratus. Sedangkan Semarang-Banjarmasin oleh PT SPIL," paparnya.
Data TPK Semarang, sampai dengan tanggal Mei 2013, total realisasi arus peti kemas 125.366 boks dan 201.058 TEUs. Capaian tersebut meningkat 6,85 persen dalam satuan boks dan 5,99 persen dalam satuan TEUs. Sementara, jumlah kunjungan kapal peti kemas sampai dengan Mei 2013 tercatat 251 unit dengan berat 3.908.471 GT (Tonage). (res/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Minta KAI tak Ciut Nyali Terapkan E-Ticketing
Redaktur : Tim Redaksi