JAKARTA--Pemerintah sampai saat ini masih menunggu konfirmasi atau bantahan dari AS dan Australia terkait tudingan aktifitas spionase di Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan, pemerintah sudah meminta kedua negara sahabat itu untuk memberikan konformasi dan jawaban resmi.
Dari website resmi Kedutaan Besar Australia di Jakarta Dubes Australia untuk Indonesia Greg Moriarty mengatakan telah dipanggil untuk menghadiri pertemuan dengan Sekjen Kemenlu. Pertemuan ini digelar akhir pekan lalu. Dalam pertemuan dibahas keprihatinan Indonesia mengenai laporan media tentang laporan kegiatan intelejen Australia di Indonesia.
Dubes Moriarty menyimak dengan baik paparan masalah itu dari pemerintah Indonesia. Dia berjanji akan menyampaikan laporan permasalah yang diutarakan oleh Kemenlu itu ke pemerintah Australia.
Dalam perkembangan terkini, Marty mengatakan kedua pemerintah tadi tidak dapat mengonfirmasi maupun menyanggah kebenaran berita penyadapan itu. Dia mengatakan bahwa saat ini AS sedang mengevaluasi kebijakan pengumpul;an data dan infomrasi supaya sesuai dengan politik luar negerinya.
"Jawaban ini (dari AS dan Australia, red) tidak hanya (ditunggu, red) diterima oleh Indonesia. Melainkan juga semua negara yang menghadapi masalah infomrasi penyadapan serupa," urainya kemarin.
Dari kasus ini, menurut Marty yang perlu dilakukan Indonesia sekarang adalah meningkatkan kewaspadaan untuk menekan kemungkinan penyadapan. Selain itu Marty mengatakan Indonesia perlu mengkaji ulang kerjasama pertukaran infomrasi dengan AS maupun Australia. Menurut dia, jika AS dan Australia melakukan kegiatan pengumpulan infomrasi di luar kerangka resmi, apa manfaatnya ada kerangka resmi yang sudah ada.
Dia menegaskan ke depan Indonesia tidak akan dapat menerima adanya tindakan penyadapan. Marty mengatakan pemerintah menuntut kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang. (wan)
BACA JUGA: Gerhana Langka Sambangi Afrika
BACA ARTIKEL LAINNYA... ETIM Diyakini Tak Aktif
Redaktur : Tim Redaksi