AS Memberi Waktu 72 Jam, China Ancam Membalas, Makin Panas

Kamis, 23 Juli 2020 – 09:47 WIB
Presiden AS Donald Trump di Cabinet Room Gedung Putih, di Washington, Selasa (14/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/AWW/djo

jpnn.com, BEIJING - Hubungan Amerika Serikat dan China makin memanas.

Amerika Serikat memberi waktu 72 jam kepada China untuk menutup konsulatnya di Houston di tengah tuduhan memata-matai, yang menandai satu kemerosotan dramatis dalam hubungan dua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.

BACA JUGA: Amerika Mendekat, Militer Tiongkok Pamer Kekuatan Udara di Laut China Selatan

Departemen Luar Negeri AS pada Rabu mengatakan misi China di Houston ditutup "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi warga negara Amerika."

Menjawab pertanyaan wartawan, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa "selalu mungkin" perwakilan-perwakilan China yang lain dapat ditutup juga.

BACA JUGA: Survei: Tiga dari Lima Warga Amerika Nilai Donald Trump Tidak Becus

"Kami pikir ada pembakaran dalam satu (konsulat) yang kami tutup," kata Trump.

"Saya kira mereka membakar dokumen-dokumen atau membakar kertas-kertas dan saya bertanya-tanya apa yang terjadi dengan semua itu," ujar Trump.

BACA JUGA: Mulut Judika Mengeluarkan Darah Kental Setiap Pagi

Semalam di Houston, para pekerja pemadam kebakaran mendatangi konsulat itu setelah terlihat api.

Dua pejabat pemerintah AS mengatakan mereka memperoleh informasi bahwa dokumen-dokumen dibakar di sana.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wengbin mengatakan konsulat itu beroperasi secara normal.

Kementerian itu mengatakan Washington mendadak mengeluarkan permintaan untuk menutup konsulat itu pada Selasa dan menyebutnya satu "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Kedubes China di Washington menerima "ancaman bom dan maut" karena "fitnah dan kebencian" yang dihembuskan pemerintah AS, cuit juru bicara Hua Chunying.

"AS harus mencabut keputusannya yang keliru," katanya.

"China pasti akan menanggapi dengan langkah-langkah balasan yang tegas."

Para penguasa Partai Komunis di Beijing sedang mempertimbangkan menutup konsulat di Wuhan sebagai balasan, demikian satu sumber yang mengetahui masalah itu.

Pakar China yang berdomisili di As mengatakan Beijing dapat juga memilih menyasar konsulat-konsulat yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai atau Guangzhou, yang dapat merugikan bisnis AS.

Richard Grenell, yang berperan sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS menyarankan AS dapat menutup konsulat China di San Francisco yang sarat teknologi. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler