"Kami menentang semua rencana sepihak termasuk pembangunan di Tepi Barat dan Jerusalem Timur," ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner dalam keterangan persnya, Selasa (4/12).
Menurut Toner, kebijakan Israel itu semakin mempersulit terciptanya perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Terutama rencana pembangunan di sebidang tanah di wilayah Jerusalem Timur yang dikenal dengan nama E1.
Wilayah E1 merupakan satu-satunya penghubung antara tepi barat dan kota Jerusalem. Pembangunan pemukiman di daerah E1 otomatis akan memisahkan kedua wilayah tersebut. Padahal, Jerusalem sebagai ibu kota menjadi harga mati bagi Palestina untuk menyetujui perdamaian dengan Israel.
Menurut Toner, pemerintahnya mengerti betul arti penting wilayah tersebut bagi proses perdamaian. Karena itu selama ini pemerintah AS selalu menekan Israel untuk tidak menyentuh wilayah E1. "Ini jelas merupakan rencana yang bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS," pungkasnya.
Meski memprotes keras rencana Israel namun AS belum menentukan sikap jika ternyata negara Zionis itu nekat melanjutkan rencananya.
Sekedar diketahui, Jumat lalu pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana pembangunan 3000 rumah di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Kebijakan ini merupakan reaksi atas diangkatnya status Palestina menjadi negara non-anggota PBB. (AP/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentagon Bikin Dinas Inteligen Baru
Redaktur : Tim Redaksi