jpnn.com, HAMA - Nyaris tiada hari tanpa serangan udara di Syria. Keberadaan Amerika Serikat (AS) dan koalisinya serta militer Rusia dan pasukan Turki membuat pertempuran di republik tepi Laut Mediterania itu tak pernah surut.
Kamis (1/2) aksi udara di Provinsi Hama menghancurleburkan rumah sakit (RS) bawah tanah. Tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
BACA JUGA: Penderitaan Anak-Anak Kurdi Dibombardir Pasukan Erdogan
Tapi, RS yang sengaja dibangun sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah itu porak-poranda. Hampir semua peralatan medisnya rusak.
”Sebelum serangan itu, rumah sakit ini adalah yang paling aman di Syria,” ujar Avi D'Souza, juru bicara Union of Medical Care and Relief Organizations (UOSSM), seperti dikutip BBC kemarin (2/2).
BACA JUGA: Pemimpin Palestina Masuk Daftar Teroris AS
RS seharusnya menjadi zona yang bebas dari serangan dalam masa perang. Tapi, di Syria, prinsip tersebut seolah-olah tidak berlaku. Bukan hanya kali ini RS dihantam roket.
Selama Januari saja, 14 rumah sakit menjadi sasaran rudal. Tapi, semuanya adalah RS yang berdiri di atas tanah. Karena itu, saat lima rudal menghantam Al Maghara Hospital, nama rumah sakit tersebut, pada Kamis, UOSSM cemas.
BACA JUGA: Amerika Serikat Gali Informasi Potensi Investasi Batam
Menarget rumah sakit biasa adalah hal yang mudah. Sebab, gedungnya terlihat dengan jelas. Namun, merudal RS yang lebih mirip dengan bungker seperti rumah sakit di Kota Kafr Zita itu butuh perencanaan dan kalkulasi yang tepat.
”Ini serangan terparah dengan sasaran rumah sakit. Hanya senjata canggih yang bisa menimbulkan kerusakan seserius ini,” lanjut D'Souza.
Hingga kini pelaku serangan belum diketahui. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, zona udara provinsi yang beribu kota di Hama itu menjadi area pemerintah Syria (rezim Presiden Bashar Al Assad) dan penyokongnya, Rusia.
Sementara itu, AS dan koalisinya yang hendak menggulingkan Assad punya zona udara di wilayah lain. (hep/c11/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik Motor Lewati Markah, Bule Rusia Tabrak Avanza
Redaktur & Reporter : Adil