jpnn.com, JAKARTA - Citra satelit menunjukkan pasukan, tank, dan peralatan lapis baja milik Rusia yang makin meningkatkan kesiapan militer.
Perusahaan Amerika Serikat (AS) Maxar Technologies melakukan pemantauan terhadap pembangunan militer Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.
BACA JUGA: Pasar Kripto Menguat, Ketegangan Rusia-Ukraina Mereda?
Maxar merilis gambar baru yang menunjukkan adanya pergerakan besar pasukan Rusia di sekitar garnisun militer, Soloti, Rusia.
"Aktivitas baru ini menunjukkan perubahan dalam pola penyebaran tank, kendaraan lapis baja, artileri, dan peralatan pendukung yang diamati sebelumnya," tulis Maxar dalam keterangan resmi yang dikutip dari Al Jazeera, Senin (21/2).
BACA JUGA: China Akhirnya Komentari Krisis di Eropa, Memihak Rusia?
Maxar membeberkan sebagian pasukan bergerak ke sebelah timur Valuyki, Rusia yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan utara Ukraina.
Pergerakan pasukan juga terlihat di barat laut kota Belgorod, Rusia.
BACA JUGA: Percikan Rusia-Ukraina Picu Perang Dunia Ketiga, G20 Mampu Jadi Peredam?
Direktur Biro Berita Maxar Stephen Wood mengatakan jejak salju di wilayah tersebut menunjukkan aktivitas pergerakan dilakukan belum lama ini.
"Bagi saya, itu menunjukkan peningkatan kesiapan militer," kata Wood.
Di sisi lain, Rusia dan AS dijadwalkan akan bertemu untuk membahas konflik yang mengancam wilayah Ukraina ini.
Rencananya, diplomasi itu akan dilakukan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergeu Lavrov pada 24 Februari mendatang.
Diketahui, konflik ini berawal dari Rusia yang menempatkan 10 ribu tentara beserta tank dan perangkat militer lainnya diperbatasan dengan Ukraina.
Presiden AS Joe Biden meyakini Rusia akan melakukan invasi terhadap Ukraina tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkal tuduhan itu.
Putin mengaku pihaknya menuntut The North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk menghentikan semua aktivitas militer di Eropa Timur, termasuk di Ukraina.
Rusia juga meminta NATO untuk tidak pernah menerima Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya sebagai anggota. (mcr9/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Dea Hardianingsih