WASHINGTON - Amerika Serikat menuduh unit militer khusus China berada di balik serangkaian peretasan tingkat tinggi. Unit 61398 milik Angkatan Bersenjata China yang berbasis di Shanghai dituding biang serangan hacker selama ini.
Dalam laporannya, perusahaan Mandiant meyakini unit militer itu melancarkan serangan "terus menerus" terhadap berbagai sektor industri.
"Tugas Unit 61398 dianggap oleh China sebagai rahasia negara, tetapi kami meyakini unit tersebut terlibat dalam "Operasi Jaringan Komputer" yang berbahaya," kata Mandiant seperti dilansir BBC (19/2).
Unit 61398 terletak di distrik Pudong, Shanghai, pusat keuangan dan perbankan China. Unit tersebut mempunyai ribuan staf yang mahir berbahasa Inggris dan menguasai operasi jaringan serta program komputer.
Laporan Mandiant menyebutkan unit militer itu telah mencuri data ratusan terabyte dari berbagai industri khususnya di Amerika Serikat. Fokus laporan perusahaan jasa keamanan itu adalah satu kelompok yang disebut APT1, singkatan dari Advanced Persistent Threat, yang mencuri data-data penting termasuk data energi AS.
"Kami meyakini APT1 mampu melancarkan serangan spionase maya secara ekstensif dan dalam waktu lama karena mendapat dukungan langsung dari pemerintah," tegasnya.
Sementara itu, sumber Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan laporan yang memuat tuduhan-tuduhan itu tidak didukung fakta tetapi hanya berdasarkan data elementer.(esy/jpnn)
Dalam laporannya, perusahaan Mandiant meyakini unit militer itu melancarkan serangan "terus menerus" terhadap berbagai sektor industri.
"Tugas Unit 61398 dianggap oleh China sebagai rahasia negara, tetapi kami meyakini unit tersebut terlibat dalam "Operasi Jaringan Komputer" yang berbahaya," kata Mandiant seperti dilansir BBC (19/2).
Unit 61398 terletak di distrik Pudong, Shanghai, pusat keuangan dan perbankan China. Unit tersebut mempunyai ribuan staf yang mahir berbahasa Inggris dan menguasai operasi jaringan serta program komputer.
Laporan Mandiant menyebutkan unit militer itu telah mencuri data ratusan terabyte dari berbagai industri khususnya di Amerika Serikat. Fokus laporan perusahaan jasa keamanan itu adalah satu kelompok yang disebut APT1, singkatan dari Advanced Persistent Threat, yang mencuri data-data penting termasuk data energi AS.
"Kami meyakini APT1 mampu melancarkan serangan spionase maya secara ekstensif dan dalam waktu lama karena mendapat dukungan langsung dari pemerintah," tegasnya.
Sementara itu, sumber Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan laporan yang memuat tuduhan-tuduhan itu tidak didukung fakta tetapi hanya berdasarkan data elementer.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tablet Lokal Incar Konsumen Remaja
Redaktur : Tim Redaksi