AS Turun Tangan, Pakistan Akhirnya Mengalah

Selasa, 05 Maret 2019 – 08:53 WIB
Imran Khan. Foto: Al Jazeera

jpnn.com, ISLAMABAD - Pakistan terus mengalah. Sewaktu India minta pilot Abhinandan Varthaman dilepaskan tanpa syarat, Perdana Menteri Imran Khan menurut. Ketika India minta janji Pakistan menumpas militan anti-India, Khan juga mengangguk.

Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudry menegaskan, pemerintah sudah memutuskan untuk memulai perang terhadap terorisme. Menurut dia, janji kali ini bakal dibarengi komitmen penuh dan strategi komprehensif.

BACA JUGA: Kumis Baplang Ala Pilot Abhinandan Mendadak Ngetren di India

''Strategi kami berbeda-beda untuk tiap kelompok (militan). Tapi, tujuan akhirnya pasti demilitarisasi,'' tegasnya, Selasa (4/3) sebagaimana dilansir Dawn.

BACA JUGA: India dan Pakistan Sudah Berkonflik dari Lahir, Begini Sejarahnya

BACA JUGA: Tabrak Lari Buyarkan Keceriaan Parade Mardi Gras

Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa pemerintah Pakistan sama sekali tak terlibat insiden Pulwama. Namun, dia merasa pemerintah perlu menegaskan kembali komitmen di tengah tekanan internasional. Tuntutan itu keluar dari beberapa negara Barat, termasuk AS dan Inggris.

Selama ini, janji untuk menumpas kelompok anti-India di Pakistan belum terbukti. Menurut Reuters, beberapa pentolan JeM dan organisasi garis keras lainnya masih bebas berkeliaran di Pakistan. ''Saya tegaskan, hasil operasi kami segera muncul,'' tegasnya.

BACA JUGA: Tentara India - Pakistan Baku Tembak Lagi, Warga Sipil Jadi Korban

Meski belum terbukti, janji dari kabinet Imran Khan jelas membuat AS senang. Sebab, konflik tersebut membuat salah satu proyek besar mereka hampir berantakan. Proyek itu adalah perundingan perdamaian Afghanistan dengan kelompok Taliban.

Pemerintah Pakistan maupun Taliban sudah angkat bicara. Mereka minta AS segera menekan India dalam konflik Kashmir. Jika tidak, pembicaraan bakal dihentikan.

''Jika krisis dengan India berlanjut, Pakistan tentu akan fokus di perbatasan timur. Hal itu akan berdampak pada kinerja kami di perbatasan barat (dengan Afghanistan),'' ujar Duta Besar Pakistan untuk PBB Maleeha Lodhi.

BACA JUGA: Tentara India - Pakistan Baku Tembak Lagi, Warga Sipil Jadi Korban

Namun, AS justru balik menekan Pakistan. Mereka sempat mengancam menyelidiki klaim India soal penggunaan pesawat jet F-16 oleh kubu Khan. Menurut AS, hal itu melanggar perjanjian jual beli alutsista yang ada.

Tekanan tersebut, tampaknya, berhasil sehingga Pakistan terus mengalah. Namun, Imran Khan tak kalah banyak. Sikapnya yang terus mengalah membuat sosoknya semakin populer di Pakistan. Mantan atlet kriket itu disebut sebagai penjaga perdamaian.

''Ini adalah keputusan tepat pertamanya dalam pemerintahan baru ini,'' ujar Gul Bukhari, salah satu kolumnis yang sering mengkritik Khan, sebagaimana dilansir Arab News.

Sampai-sampai, pemerintahannya meminta parlemen menominasikan Imran Khan sebagai penerima Nobel Perdamaian. Kampanye di media sosial bertagar #NobelPeacePrize ForImranKhan pun ramai muncul di Twitter. Hanya, pria 66 tahun itu menolak pujian tersebut. (bil/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Amerika, Saudi Cabut Kewarganegaraan Putra Kesayangan Osama


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler