jpnn.com - PEKANBARU – Kota Pekanbaru dan wilayah sekitarnya di Provinsi Riau masih diselimuti kabut asap. Penyebabnya adalah pembakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera.
Kondisi di ibu kota Riau itu terjadi sejak pertengahan September. Dikhawatirkan, dampaknya membuat masyarakat mengalami penyakit ISPA (inspeksi saluran pernapasan akut) yang berkepanjangan.
BACA JUGA: Kos-kosan Rawan Pencurian
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Bandara Sultan Syarif Kasim II menerangkan, kabut asap yang sampai ke Pekanbaru merupakan asap kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi yang terbakar.
’’Dari pantauan satelit Terra dan Aqua untuk beberapa hari terakhir, Riau nihil kebakaran,’’ kata kepala BMKG yang diwakili Staf Analisis Bibin kepada Riau Pos (JPNN Group) Selasa (7/10).
BACA JUGA: Pilkada Serentak Tunggu PKPU
Bibin menyatakan, kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru itu membuat jarak pandang (visibility) menjadi tidak menentu. Pagi sempat 5 kilometer. Lalu, siang naik menjadi 7 kilometer. Namun, beranjak sore turun lagi menjadi 5 kilometer.
’’Tapi, naik turunnya visibility ini belum sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara SSK II. Jika di bawah 1 kilo, baru terjadi gangguan,’’ tambahnya.
BACA JUGA: Lokalisasi Ditutup, Setiap PSK Dapat Rp 5 Juta
Menumpuknya kabut asap di atas wilayah Pekanbaru tersebut, lanjut dia, juga dikarenakan kondisi angin. Arah angin dari tenggara sampai ke barat berkecepatan 8–30 meter per jam. Kecepatannya sedang.
’’Inilah yang membawa kabut asap ke sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk Pekanbaru,’’ ujarnya.
Untuk prakiraan cuaca, peluang hujan tersebut terjadi sore hingga malam. Kondisi itu berpotensi terjadi di Riau bagian utara, barat, dan tengah. ’’Namun, intensitasnya masih ringan,’’ tuturnya.
Begitu juga kondisi panas yang tejadi beberapa hari ini, begitu menyengat di kulit dan membuat gerah. Tetapi, BMKG menyampaikan bahwa temperatur masih normal di kisaran 32 derajat Celsius.
Soal kabut asap yang masih terjadi di Kota Pekanbaru tersebut, anggota DPRD Pekanbaru H Yurni meminta pemerintah provinsi harus bertindak. Tujuannya, lanjut dia, masyarakat Pekanbaru dan Riau itu tidak terlalu menjadi korban.
’’Efeknya cukup berbahaya bagi kesehatan. Karena itu, kami minta pemerintah provinsi maupun kota segera mengambil sikap,’’ pintanya.
Masyarakat juga senantiasa diimbau untuk menggunakan masker jika berada di luar rumah. ’’Jangan asal pakai masker. Pakailah masker yang standar,’’ harapnya. (gus/luk/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... APBD Natuna Molor, Listrik Desa Terancam Gelap
Redaktur : Tim Redaksi