jpnn.com - JAKARTA – Kebakaran hutan dan lahan semakin meluas. Selama ini yang menjadi langgaran peristiwa pembakaran lahan hanya di wilayah Sumatera dan Kalimantan saja. Namun, kali ini pembakaran lahan juga terjadi di sejumlah wilayah di luar Sumatera dan Kalimantan. Wilayah Jawa, Sulawesi, Maluku hingga Papua pun terbakar. Seluruh wilayah Indonesia nyaris dikepung asap. Lebih parah lagi, aksi pembakaran hutan dan lahan di wilayah-wilayah lain ini, terjadi di tengah upaya pemadaman karhutla di Kalimantan dan Sumatera.
“Selagi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan belum dapat dituntaskan, pembakaran hutan dan lahan juga dilakukan di daerah lain di Indonesia,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Senin (19/10).
BACA JUGA: Hayooo... Perkembangan Proyek Anak Pak JK Disinggung di DPR
Hingga Senin (19/10) pukul 5.00 WIB, Satelit Terra Aqua mendeteksi ada 1.545 hotspot di seluruh Indonesia. Jumlah hotspot diperkirakan lebih banyak dari yang terdeteksi. “Jumlah sebenarnya sesungguhnya lebih banyak karena satelit tidak mampu menembus pekatnya asap di Sumatera dan Kalimantan,” ujar Sutopo.
Hotspot di Indonesia bagian barat ada 520 titik. Sebarannya di Sumatera Selatan 172 titik, Sumatera Utara dua, Jambi delapan, Kalimantan Selatan 22, Kalimantan Tengah 173, Kalimantan Timur 119, Riau satu, Lampung 10, Bangka Belitung delapan, Jawa Tengah satu dan Jawa Timur empat.
Sedangkan Indonesia bagian tengah ada 801 titik. Sebarannya di Sulawesi Barat 57 titik, Sulawesi Selatan 151, Sulawesi Tengah 361, Sulawesi Tenggara 126, Sulawesi Utara 59 dan Gorontalo 47.
Indonesia bagian timur terdapat 224 titik. Sebarannya di Papua 52 titik, Maluku 63, Maluku Utara 17, Nusa Tenggara Barat 25 dan Nusa Tenggara Timur 67. “Total hotspot di Indonesia 1.545 titik,” tegas Sutopo.
Dijelaskan Sutopo, sebagian besar penyebab karhutla adalah disengaja atau dibakar. “Ini juga menunjukkan bahwa kebiasaan membakar masih berlangsung meski dampak bencana asap demikian besar, khususnya di Sumatera dan Kalimantan,” pungkasnya.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan karhutla tak hanya terjadi di Sumatera dan Kalimantan saja. Menurut Haiti, kebakaran kini juga terjadi di Papua, Jawa Timur, Sulawesi Selatan bahkan Sulawesi Barat.
BACA JUGA: Anggaran Kementerian ESDM Dipangkas DPR, Sudirman Said Pasrah
Dia menegaskan, kepolisian daerah setempat sudah memprioritaskan untuk melakukan pemadaman bersama BNPB maupun pemerintah daerah. "Ini tanggungjawab BNPB. Kami hanya back up," tegasnya di Mabes Polri, Senin (19/10) siang.
Haiti belum bisa memastikan penyebab kebakaran di wilayah tersebut. Menurutnya, harus dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Laboratorium forensik akan mendeteksi apakah kebakaran diakibatkan sumber api terbuka atau proses alamiah. "Tidak segampang itu menemukan penyebab, harus dikaji dulu," katanya.
Menteri Koordinator Politik Hukuim dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan pemerintah belum terpikir membuat asap menjadi bencana nasional.
BACA JUGA: Molornya Penetapan DPT Dikhawatirkan Jadi Penyebab Kerawanan Pilkada
Sebab, Luhut menjelaskan, dari aspek hukum kalau dijadikan bencana nasional maka yang membuat kesalahan nanti punya hak untuk dimaafkan. “Kami punya kewenangan melakukan penindakan lebih tegas pada mereka, kami tetap konsisten kepada itu,” kata mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pekan lalu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Setahun Jokowi-JK, Ini Pesan untuk Para Demonstran
Redaktur : Tim Redaksi