Setelah dua hari berlangsung, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Istimewa ASEAN - Australia 2018 berakhir dengan âDeklarasi Sydneyâ - sebuah pernyataan bersama dari 10 pemimpin Asia Tenggara yang berjanji untuk meningkatkan tanggapan mereka terhadap Korea Utara, terorisme dan kejahatan ekstremisme.
Pernyataan bersama setebal tujuh halaman yang diterbitkan pada hari Minggu (18/3/2018) ini meminta Korea Utara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait penghapusan penggunaan senjata nuklir atau denuklirisasi.
BACA JUGA: Kebakaran Lahan Tak Terkendali di Victoria Barat
"Kami memiliki kekhawatiran serius tentang meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea termasuk program rudal nuklir dan balistik Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), yang mengancam perdamaian dan keamanan regional dan global," tulis pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut juga merujuk militerisasi China di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan menyerukan "penerapan kode etik yang sepenuhnya dan efektif" di teritori internasional itu.
BACA JUGA: Badai Debu dan Gangguan Listrik di Kota Canberra
Photo: Presiden Joko Widodo mengatakan Australia akan menghadirkan kestabilan yang lebih kuat bagi kawasan dan ASEAN. (ABC: Taryn Southcombe)
"Kami menekankan pentingnya non-militerisasi dan kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan diri yang saling menguntungkan, melatih menahan diri dalam melakukan aktivitas dan menghindari tindakan-tindakan yang dapat mempersulit situasi."
BACA JUGA: Pria Australia Yang Tewas di Lapangan Tembak Kamboja Bukan Militer
Deklarasi Sydney "dengan tegas" mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan menggarisbawahi komitmen para pemimpin kawasan untuk menghentikannya.
"Kami mengulangi komitmen kami untuk bekerja sama lebih erat lagi untuk meningkatkan kerja sama regional untuk melawan terorisme, termasuk untuk mencegah dan menekan arus pejuang teroris asing di wilayah kami, dan menangani faktor dan kondisi mendasar yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan penyebaran kekerasan. ekstremisme dan radikalisasi, "kata pernyataan tersebut.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull menggambarkan ASEAN sebagai 10 tetangga terpenting di Australia, "convenor strategis" kawasan ini, dan "mitra penting untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran kawasan ini."
"Kami telah membahas masalah yang paling mendesak yang dihadapi kawasan kami, kami telah menegaskan kembali komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar yang menggarisbawahi keamanan kami," kata PM Turnbull.
Sepanjang KTT Istimewa ASEAN - Australia berlangsung terjadi sejumlah aksi protes atas pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar dan Kamboja.
Ada juga peringatan dari Perdana Menteri Malaysia bahwa krisis Rohingya merupakan ancaman bagi keamanan regional.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengimplan Kartu Transportasi di Tangannya, Peretas Sydney Didenda