Aset BTN Diprediksi Bakal Tembus Rp 400 Triliun

Rabu, 04 Januari 2023 – 12:00 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN. Foto dok BTN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu menyatakan aset bank diperkirakan akan tembus Rp 400 triliun.

Sementara, laba bersih diestimasi mencapai Rp 3 triliun (unaudited), alias di atas konsensus analis sebelumnya yang memperkirakan laba bersih berada di kisaran Rp 2,8 triliun.

BACA JUGA: BTN Siapkan Tim Task Force Dalam Penyelesaian Sertifikat, Ombudsman Beri Apresiasi

Salah satu penopang utama laba bersih adalah keberhasilan manajemen menurunkan biaya dana secara signifikan dengan memperbanyak porsi dana murah melalui inovasi digital.

“Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset akhir 2022 bakal tembus Rp 400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp300 triliun," ujar Nixon.

BACA JUGA: Ganjar Prioritaskan Alokasi APBD 2023 untuk Percepat Penurunan Kemiskinan

Selain mengubah struktur biaya dana, perbaikan fundamental juga dilakukan dengan memperbaiki kualitas kredit. Ada tiga cara yang dilakukan.

Pertama, menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp 1 triliun.

BACA JUGA: BTN Targetkan Penyaluran KPR FLPP & Tapera Sebanyak 182.250 Unit Senilai Rp 27,337 triliun

Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, manajemen belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Segmen ini bukanlah bisnis utama BTN.

“Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” kata Nixon.

Ada beberapa inovasi yang ditempuh manajemen. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform yang fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.

“Kami sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur tentu terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini tentu peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men top up KPR,” katanya.

Ketiga, mendigitalisasi proses pemberian KPR.

Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini.

“Milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” kata Andi.

Andi menjelaskan BTN Digital Mortgage Ecosystem dirancang untuk bisa menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling.

Dengan begitu, nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk perawatan dan kebersihan hunian.

Demi menunjang fitur-fitur layanan super apps, BTN menggandeng inovator dan provider yang relevan.

“Open banking memungkinkan kita bekerja sama dengan para inovator, termasuk start up-start up yang sesuai,” katanya.

Andi menuturkan, dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan Februari 2023 ini tidak sampai Rp 10 miliar.

Sedangkan secara keseluruhan, dengan memperhitungkan biaya infrastruktur dan keamanan, kebutuhan dana masih di bawah Rp 50 miliar.

“Kami menargetkan  di tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi,” serunya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler