jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Asep Ekanugraha menuturkan bahwa saat ini perseroan masih memiliki nilai aset. Namun bila dibanding dengan utang perseroan yang mencapai Rp 7,3 triliun, aset itu memang tak sebanding besarnya.
"Nilai aset Merpati tinggal Rp 3 triliun sekarang," ucap Asep di Jakarta, Senin (10/2).
BACA JUGA: Toyota Bakal Tutup Pabrik di Australia
Meski dililit utang banyak, Asep menegaskan tidak akan mematikan Merpati. Salah satu alasannya karena perusahaan maskapai pelat merah itu sudah berdiri sejak tahun 1962 untuk melayani masyarakat ke berbagai daerah konflik. Menurut dia selama ini tidak ada maskapai yang mau mengambil rute konflik selain Merpati.
"Sampai hari ini kami nggak berfikir untuk matikan (Merpati-red), tapi kami berpikir bagaimana (Merpati-red) hidup dan melayani negara. Saat maskapai lain enggak mau melayani rute konflik, Merpati hadir di sana," terang dia.
BACA JUGA: Pendapatan Berkurang, Antam Bangun Pabrik Pengolahan Lumpur
Karena alasan itulah Asep berharap pemerintah mau memperjuangkan Merpati untuk terus mengudara. Dia juga mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari karyawan Merpati, masyarakat, DPR dan kementerian yang terkait untuk sama-sama berjuang menghidupkan Merpati. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Beberapa Opsi Menghidupkan Merpati
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Sok-Sokan, Merpati Akan Buka Rute Jeddah
Redaktur : Tim Redaksi