jpnn.com, JAKARTA - Kesuksesan perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta - Palembang masih membekas. Indonesia tidak hanya sukses sebagai tuan rumah ajang olahraga terbesar kedua setelah olimpiade ini, tetapi juga sukses menorehkan sejarah baru dalam perolehan medali emas terbanyak.
Banyak kejutan yang mengundang decak kagum sejak dari awal pembukaan Asian Games 2018 yang berlangsung sangat meriah hingga ditutupnya secara resmi ajang ini. Idola-idola baru pun muncul, berbagai ekspresi haru terekam jelas dan viral diberbagai media, serta tak ayal pula seruan kebersatuan Indonesia semakin keras dikumandangkan oleh berbagai pihak. Kita bangga sebagai bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Melanie Putria Bangga Lihat Anak Kawal Pemain Timnas
Anggota Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Kemenko PMK Dr. Rumadi M. Ag, dalam kegiatan pertemuan pemuda lintas iman di Purwokerto (7/9) lalu, sempat menyinggung bahwa Asian Games 2018 merupakan bukti bahwa Indonesia bukan bangsa yang lemah. “Indonesia secara berproses telah terevolusi untuk menjadi lebih baik dari cara pandang, sikap, dan pikiran,” tegasnya.
Bangsa Indonesia mampu bersikap tertib dalam mengantre tiket, masuk dan keluar arena tanpa meninggalkan sampah, menjaga kebersihan fasilitas umum, melayani tamu dalam dan luar negeri dengan ramah, mengedepankan nilai-nilai integritas, gotong royong, dan etos kerja dalam perannya masing-masing demi kesuksesan Asian Games 2018. “Kita telah mengambil peran bersama yang besar dalam revolusi mental di Asian Games 2018,” katanya.
BACA JUGA: Toleransi Kunci Menghindari Konflik
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Pasraman Satya Dharma Bakti Banyumas, Slamet Raharjo, S. Pd. H. Menurut Slamet, contoh konkrit revolusi mental lainnya dalam Asian Games 2018 adalah rasa kebersatuan dan sportivitas para atlet. Dalam satu tim seperti sepak bola misalnya, dua belas orang tidak semuanya berasal dari satu agama atau budaya, mereka beragam tetapi mau bekerja sama. “Tidak melihat perbedaan, tetapi prestasi untuk mengangkat Bangsa Indonesia. Di situlah revolusi mental,” jelas Slamet.
Slamet juga menyoroti bahwa menghadapi situasi Indonesia saat ini, penerapan nilai-nilai dalam revolusi mental menjadi hal yang penting. Dengan rasa penuh keyakinan akan masa depan Indonesia yang lebih baik, Slamet mengungkapkan, “Perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri dan terus bersinergi."
BACA JUGA: Teduhkan Keberagaman dalam Festival Payung Indonesia 2018
BACA ARTIKEL LAINNYA... Haornas dan AG 2018 Momentum Bangun Industri Olahraga
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh