jpnn.com - jpnn.com -Coordination committee (corcom) meeting Asian Games 2018 akhirnya menuntaskan salah satu agenda penting penyelenggaraan pesta olahraga terakbar di Asia. Senin (6/3) kemarin, cabang yang akan dipertandingkan atau diperlombakan telah diputuskan.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Fairmont tersebut, disepakati akan dipertandingkan 484 nomor. Jumlah itu menyusut dari hitungan semula yang diajukan Indonesia, 493. Wakil Presiden Kehormatan OCA Wei Jizhong menyatakan bahwa 484 adalah ambang batas yang diajukan dalam corcom meeting kemarin.
BACA JUGA: Ahok Tinjau Velodrome dan Equestrian untuk Asian Games
”Jadi, jumlah ini bisa menyusut. Meski begitu, OCA sudah memastikan tidak akan ada lagi penambahan nomor,” tegasnya.
Wakil Direktur Bidang Teknis dan Cabang Olahraga INASGOC (Panitia Penyelenggara Asian Games) Lukman Niode menjelaskan bahwa ada beberapa cabor yang mengalami penyusutan. Antara lain wushu yang menyusut dari sebelumnya 17 nomor menjadi sebelas nomor. Kemudian menembak (22 menjadi 18) dan roller skate (enam ke empat).
BACA JUGA: Menko PMK Ajak Semua Kementerian Sukseskan Asian Games
Lukman menjelaskan, nomor beberapa cabor tersebut berkurang karena beberapa hal. Antara lain untuk menyesuaikan dengan standar yang dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam rapat koordinasi dengan Kemenpora dan perwakilan pengurus pusat (PP) cabor (3/3), Kasatlak Prima Achmad Sutjipto mengatakan bahwa Asian Games menjadi target jangka menengah.
BACA JUGA: Menko PMK Jamin Kesiapan Asian Games 2018 On The Track
Gol utama Merah Putih tentu adalah berprestasi di ajang Olimpiade yang bakal berlangsung di Tokyo pada 2020. ”Roller skate menyusut karena bukan termasuk cabor Olimpiade,” ucapnya.
Di samping itu, tujuan lain penyusutan tersebut adalah memberikan kesempatan kepada negara lain untuk bersaing dan menghindari dominasi satu negara. Luki, sapaan akrab Lukman Niode, mencontohkan cabor menembak. Saat Asian Games di Incheon 2014, Tiongkok menjadi juara umum dengan memborong 27 di antara 44 medali emas yang disediakan.
”Dengan pengurangan ini, kami ingin memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh negara Asia agar bisa bersaing ke final,” sambung Direktur Jenderal OCA Husain Al Mussalam.
Dalam rapat terakhir itu pula dibeberkan beberapa hal baru yang tidak dibahas dalam corcom meeting sebelumnya. Antara lain loof of the game. Wakil Presiden INASGOC Gatot S. Dewa Broto menjelaskan bahwa prinsip dari konsep tersebut adalah melakukan promosi Asian Games via visual.
Gatot menerangkan, nanti promosi mengenai Asian Games dilakukan di gedung, jalan-jalan, maupun menggunakan transportasi masal. Mirip dengan yang dilakukan Singapura kala menjadi host SEA Games 2015. ”Itu bakal digencarkan tepat setahun sebelum Asian Games,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan beberapa nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). Antara lain dengan 3610 yang menjadi apparel resmi Asian Games. Juga dengan SsangYong Information & Communication Corporation (SICC) untuk menangani integrasi informasi sepanjang perhelatan, 18 Agustus–2 September 2018.
Lebih lanjut, Wei mengutarakan optimismenya terkait kans Indonesia untuk menjadi host kedua setelah edisi pertama Asian Games 1962. ”Indonesia tidak perlu terburu-buru untuk menyelesaikan venue yang bisa berdampak pada keamanan dan keselamatan di masa depan,” tutur Wei. ”Setidaknya, selesai tiga bulan sebelum Asian Games saya kira cukup,” imbuhnya. (apu/c9/ang/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Doping PON jadi Peringatan buat Asian Games 2018
Redaktur & Reporter : Adek