Direktur Badan Intelejen Dalam Negeri Australia (ASIO), Duncan Lewis mengatakan dirinya tidak dapat menjamin Australia tidak akan mengalami serangan teroris dimasa mendatang, tapi sejauh ini tidak ada bukti serangan teroris seperti yang terjadi di Paris tengah direncanakan untuk Australia. Dalam wawancara panjang dengan Program 7.30 ABC, Direktur Jenderal Badan Keamanan Intelejen Australia (ASIO), Duncan Lewis memaparkan potensi ancama teroris di Australia dan pelajaran apa yang dapat diambil dari serangan di Paris pada akhir pekan lalu. Duncan Lewis mengatakan sudah menjadi ciri alamiah dari terorisme kalau tidak akan pernah ada jaminan absolut mengenai keamanan di suatu negara. "Meskipun bisa saya tegaskan kalau otoritas keamanan intelejen Australia bekerja sangat keras mengusut masalah ancaman serangan teroris ini semampu yang mereka bisa lakukan," "Tapi kami tidak bisa memberikan jaminan, dan tidak akan mungkin di dunia ini ada yang bisa menjamin tidak ada kemungkinan serangan serupa seperti di Paris akan terjadi di Australia maupun di kawasan lain di dunia ini,”: Lewis mengatakan beberapa kali dalam wawancara tersebut kalau lembaganya tidak bisa memberikan jaminan keamanan absoulut dan menyatakan kalau serangan terhadap Australia telah meningkat selama lebih dari 12 bulan terakhir. "Kami telah menghadapi tiga serangan mematikan dan berhasil menggagalkan enam rencana serangan teror dalam kurun waktu 12 bulan terakhr,” ungkap Lewis. "Berkaca dari fakta tersebut, bisa dikatakan semua serangan itu telah mewakili hanya sepertiga saja dari serangan atau rencana serangan yang pernah kita hadapi selama lebih dari 15 tahun terakhir,” Pada September 2014, Pemerintah Australia telah mengubah status peringatan ancaman serangan terornya dari level menengah atau medium ke tinggi, yang berarti kemungkinan besar akan terjadi serangan teroris. Lewis mengatakan status tersebut kini tengah dikaji kembali menyusul tragedy serangan teror berdarah di Paris. Namun sejauh ini ASIO belum berencana mengubah status peringatan itu hingga ke level tertinggi yakni level "ekstrim’. "Kami tidak memiliki informasi spesifik yang menuntuk kami untuk meyakin kalah ada ancaman yang akan terjadi dalam waktu dekat, jadi tidak tepat kiranya bagi kami untuk mengubah level peringatan ancaman tersebut saat ini,” Ketika ditanya mengenai kemungkinan serangan tiruan dilakukan oleh warga Australia menyusul serangan keji yang terjadi di Kota Paris, dirinya mengatakan ASIO telah memonitor resiko tersebut. "Kami selalu mencurigai adanya kemungkinan serangan tiruan. Meskipun serangan semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya di Australia,” Meski demikian, dia mengatakan tidak ada saran dari otoritas intelejen kalau serangan seperti di Paris tengah direncanakan di Australia. "Ini merupakan hal penting yang perlu disadari oleh seluruh warga Australia, kalau kami tidak memiliki informasi dan usulan mengenai serangan serupa tengah direncanakan di Australia,” Meningkatnya serangan dan rencana serangan teroris di Australia terus berlanjut dan tengah menjadi perhatian lembaga politik dijuar negeri, namun Lewis mengatakan dia tidak meyakini perubahan ini berkaitan dengan keterlibatan Australia dalam serangan udara melawan ISIS. "Australia telah lama menjadi target sasaran teroris jauh sebelum kita terlibat dalam pertempuran di Timur Tengah,”katanya. Menurutnya warga Australia juga perlu memahami ciri alami dari ISIS dan kegiatan terorisnya. "Ini merupakan tindak criminal, ini adalah penyimpangan ajaran agama yang besar di dunia, mereka hanya menjadikan agama itu sebagai tameng untuk menutupi kejahatan mereka, pada akhirnya yang mereka lakukan adalah kejahatan ekstrim dan itu yang perlu dipahami semua dan mendapatkan sorotan,” Duncan Lewis mengatakan ASIO hingga kini masih melakukan pemantauan ketat terhadap sekitar 400 orang yang dicurigai, dan angka ini diakui jauh lebih rendah dari daftar orang yang dicurigai di kawasan Eropa.
BACA JUGA: Ungkapan Solidaritas, Warna Bendera Perancis Hiasi Bangunan Landmark di Australia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menikmati Keragaman Nusantara dalam Festival Wonderful Indonesia di Melbourne