Asrorun Niam: Kepemimpinan Indonesia 2045 di Tangan Kalian, Anak Muda Hari Ini

Jumat, 19 Agustus 2022 – 20:20 WIB
Asrorun Niam Sholeh berpose dengan para santri saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang, Kamis (18/08/2022). Foto: Humas Kemenpora

jpnn.com, SEMARANG - Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh menegaskan kepemimpinan Indonesia pada 2045, saat Indonesia berusia 100 tahun, ada di tangan anak muda hari ini, yang rata-rata berusia 20 tahunan.

Hal tersebut disampaikan Asrorun Niam Sholeh di depan para santri saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang, Kamis (18/08/2022).

BACA JUGA: Program Paskibraka Nasional Pindah ke BPIP, Berikut Penjelasan Kemenpora

Niam menjelaskan tentang peran pemuda dalam memaknai dan berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. 

“Hidup dan mati itu given, tetapi untuk menjadi sukses itu perlu adanya ikhtiar atau usaha kita untuk mewujudkannya. Demikian juga tentang perubahan sosial. Berubah itu sunnatullah, tetapi menjadi baik atau buruk adalah pilihan kita. Kita wajib memperjuangkannya,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren An-Nadhlah Depok tersebut.

BACA JUGA: JN Ditangkap BNN, Ternyata Dia Bandar Besar Narkoba, Tak Disangka, Ini Orangnya

Oleh karena itu, lanjutnya, pemuda harus memiliki desain sebagai planning, perencanaan serta strategi untuk mewujudkan cita-cita itu. Sehingga waktu dan tenaga yang hilang bisa maksimal dan bermanfaat.

“Jangan sampai kita semua punya cita-cita yang abstrak atau tidak jelas. Hal ini diibaratkan seperti seorang penggembala yang meninggalkan kambingnya di padang rumput tanpa adanya arahan,” tandasnya.

Mengutip salah sebuah syair, Niam menjelaskan, engkau berharap sukses dan berhasil, tetapi tak menempuh jalannya. Ketahuilah, tak ada kapal yang bisa berlayar di atas daratan.

“Tarjun Najata Walam Tasluk Masalikaha, Innas Safinata La Tajri Alal Yabasi. Kesuksesan itu harus dijemput dengan ikhtiar kita, bukan ditunggu dengan berdiam diri,” ujar Niam.

Sosok birokrat akademisi ini menekankan bulan kemerdekaan Indonesia adalah suatu momentum untuk merefleksikan diri dan mensyukuri.

Bagi generasi muda, memanfaatkan waktu dan kesempatan adalah salah satu cara mensyukurinya.

Meski sebagai pemuda dituntut untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. 

Namun, jangan sampai aktivitas organisasi membuat terlena dari belajar formal (pengembangan kapasitas intelektual) yang sudah menjadi kewajiban kita.

"Orang sukses itu biasanya yang mampu menyeimbangkan antara keduanya. Baik organisasi maupun akademiknya,” tandasnya.

Dalam berorganisasi, kita sedang melakukan pemenuhan dengan kapasitas sosial atau interpersonal kita. Sedangkan dengan belajar formal termasuk peningkatan skill adalah kemampuan personal yang juga sangat diperlukan.

"Maka, sehebat apa pun kapasitas personal kita, tetapi kalau tidak punya media atau cara untuk menyampaikannya itu kurang sempurna. Dan kalau aktif berorganisasi, tetapi kurang kemampuan personal dan individunya juga akan rusak,” lengkapnya.

BACA JUGA: Kasus Kematian Brigadir J Ditangani Bareskrim, IPW Tegas Bilang Begini, Singgung Kapolri

Turut hadir dalam acara tersebut, Rektor UIN Walosongo Semarang Prof. KH. Imam Taufiq, Kepala LPM UIN Semarang, Segenap Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo juga Abdullah Mas’ud, Kepala Bidang Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler