jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Pengembangan Pemuda menggelar Forum Organisasi Kepemudaan, Senin (5/12/2022).
Forum tersebut mengusung tema “Partisipasi Politik Anak Muda Jelang Pemilu 2024" yang diikuti para pemuda, pelajar, hingga perwakilan organisasi kepemudaan dari seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Libatkan Anak Muda di Ajang G20, Jokowi Panen Pujian
Dalam pengarahannya secara virtual, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh menjelaskan forum tersebut digelar untuk menekankan pentingnya peran anak muda di dalam gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Peran tersebut bukan hanya dari segi politik elektoral, tetapi juga dalam memastikan politik kebangsaan berada di jalur keadaban untuk suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2024.
BACA JUGA: Info Terbaru dari AKBP Cahyo Soal Pembunuhan 2 Tukang Ojek di Pegubin, Pelaku Ternyata
“Sehingga (upaya ini) menghasilkan suksesi kepemimpinan nasional secara smooth, demokratis, akuntabel, dan menghasilkan kepemimpinan terbaik sesuai dengan tantangan zaman,” ujar sosok yang kerap disapa Niam itu.
Figur yang juga akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menambahkan, menurut data terakhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) diperkirakan sebanyak 30 persen pemilih merupakan kalangan anak muda dari rentang usia 16 sampai dengan 30 tahun.
BACA JUGA: Cemburu Buta, Erwinsyah Tembak dan Bacok Teman Pria Mantan Istri
Jumlah pemilih tersebut dinilai cukup potensial bagi bangsa, tidak hanya dari sisi politik elektoral, tetapi juga dalam perannya memberikan edukasi politik kepada publik.
Peran edukasi, literasi, serta advokasi mengenai politik kepada masyarakat diharapkan dapat memacu penyelenggaraan Pemilu 2024 berjalan sukses, demokratis, jujur, dan menghasilkan pemimpin yang memberikan kemaslahatan kepada bangsa.
Peran-peran tersebut, ujar Niam, penting untuk terus dielaborasi kalangan pemuda saat ini guna melahirkan kualitas kepemimpinan yang andal.
Dirinya tak memungkiri, saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi anak muda. Hal itu misalnya, mengenai partisipasi politik dalam gelaran Pemilu yang masih belum maksimal.
Dia mencontohkan, dari banyaknya anggota legislatif, diketahui baru sebanyak 7 orang yang berasal dari kalangan anak muda di bawah usia 30 tahun.
“Ini tantangan sekaligus opportunity bagi kita (untuk mendorong partisipasi politik di kalangan anak muda),” jelasnya.
Lebih lanjut, Niam menjelaskan, anak muda juga dapat berperan dalam menjaga harmonisasi penyelenggaraan Pemilu.
Caranya dengan turut serta menangkal informasi keliru (hoaks), hingga mencegah adanya konten-konten provokasi maupun adu domba di saat berlangsungnya Pemilu.
“Kita bisa berperan untuk meredam itu. Kita berperan memastikan bahwa situasi politik panas di dalam kontestasi, tetapi tetap dingin di dalam kebersamaan. Bagaimana kontestasi itu diarahkan ke dalam gagasan, ide, di dalam konteks membangun bangsa yang beradab,” pungkasnya.
Adapun forum ini turut menghadirkan beberapa narasumber ahli di bidangnya, antara lain Komisioner KPU RI Mochammad Afifuddin, Plt. Asdep Organisasi Kepemudaan Edi Nurinda Susila, dan narasumber dari Alvara Research Center Hanuddin Ali.
Selama forum berlangsung, para peserta tampak antusias mengikuti jalannya acara.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad