Assad Bisa Saja Ditangkap di Syria

Mantan Jaksa ICC Sebut Solusi Damai

Minggu, 11 November 2012 – 09:11 WIB
DAMASKUS – Krisis politik Syria yang tidak kunjung berakhir mendapat perhatian dari mantan jaksa penuntut Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) Luis Moreno-Ocampo. Pengacara Argentina yang pernah memimpin tim jaksa penuntut pada lembaga di bawah PBB yang khusus mengadili pelaku kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan itu mengatakan bahwa konflik di Syria bakal berakhir jika para pemimpin dunia kompak.
 
Tokoh 60 tahun itu menilai Presiden Syria Bashar al-Assad bisa saja ditangkap di negerinya sendiri. Bahkan, Sabtu (10/11) Moreno-Ocampo mengusulkan kepada para pemimpin dunia agar meminta bantuan NATO untuk menangkap Assad.

Menurut dia, para pemimpin dunia punya alasan cukup kuat untuk menyusun surat perintah penangkapan terhadap penguasa yang menjadi fokus penggulingan rakyat Syria sejak revolusi meletus Maret tahun lalu. Selanjutnya, kata Moreno-Ocampo, pasukan NATO yang akan melakukan penangkapan.
 
"Sudah sangat jelas bahwa Assad selaku penguasa dan panglima tertinggi militer Syria memerintahkan tentaranya untuk melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. Atas fakta ini, NATO bisa saja melakukan penangkapan," ujar Moreno-Ocampo dalam wawancara dengan stasiun televisi CBC di Montreal, Kanada, kemarin.

Menurut dia, surat penangkapan Assad bisa dimandatkan kepada pasukan internasional maupun militer Syria. Dalam kesempatan itu, Moreno-Ocampo juga mengatakan bahwa penangkapan Assad akan menjadi solusi damai yang paling memungkinkan.

Tapi, untuk bisa menerbitkan surat penangkapan seperti itu, seluruh pemimpin dunia harus kompak. Terutama, menyatukan pandangan atas konflik berkepanjangan di negara di tepi Laut Mediterania yang sudah berlangsung selama sekitar 20 bulan tersebut.

"Masyarakat internasional bisa melakukan pendekatan yang lebih inovatif dengan memadukan hukum dan langkah nyata agar bisa merumuskan surat penangkapan dan atau melakukan perundingan," lanjut alumnus University of Buenos Aires itu.

Tetapi, meski nanti NATO menangkap Assad, dia juga berpesan kepada publik internasional agar tetap menganut asas praduga tak bersalah.     Dengan asas praduga tak bersalah itu, dia yakin, Assad akan lebih kooperatif untuk diajak berunding. Tidak tertutup kemungkinan negosiasi antara pemimpin dunia dengan putra mendiang Presiden Hafez al-Assad itu akan menghasilkan solusi damai bagi Syria. "Tapi, tugas terberat, tentunya, bukanlah menangkap Assad atau negosiasi dengan dia, melainkan mewujudkan perubahan rezim di Syria," tegasnya.

Dia tak ingin Syria bernasib sama seperti Libya. Karena itu, dia tidak mau pasukan NATO terlibat terlalu jauh di Syria. Dengan berdalih melindungi warga sipil, NATO melancarkan aksi militer di Libya dan mengakhiri paksa rezim Muammar Kadhafi. "Saya rasa aksi militer adalah ide yang sangat buruk untuk diterapkan di Syria," katanya.

Dalam perkembangan lain, kekerasan terus berlanjut di Syria. Kemarin dua ledakan bom bunuh diri mengguncang Kota Daraa, Provinsi Daraa. Serangan menarget tentara Assad itu merenggut sedikitnya 20 personel militer Syria. "Dua ledakan itu juga menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada sejumlah gedung," lapor Kantor Berita SANA.

Belakangan, serangan bom yang menarget personel dan fasilitas militer Syria kian marak. Itu terutama terjadi di kota-kota yang menjadi basis oposisi. Pada Juli lalu, oposisi Syria meledakkan gedung pertemuan yang digunakan rapat oleh para petinggi pemerintah. Akibatnya, empat pejabat tinggi Syria tewas. Termasuk, menteri pertahanan (menhan) dan saudara ipar Assad yang saat itu menjabat wakil menhan. (AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Usul Reformasi DK PBB

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler