Astaga, Siswi SMP Terancam tak Ikut Unas Gara-gara Dihamili Sang Kepsek

Senin, 27 April 2015 – 06:13 WIB

jpnn.com - JPNN.com CIREBON - Perbuatan oknum kepala sekolah di sebuah SMP swasta di Kabupaten Cirebon, Jabar, sungguh biadap. Gara-gara disetubuhi sang Kepsek hingga hamil, korban yang merupakan siswi kelas IX di SMP itu dan sebentar lagi menghadapi ujian nasional (Unas) itu terpaksa keluar dari sekolahnya.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, kejadian itu terungkap ketika beberapa minggu yang lalu korban sudah tidak mau masuk sekolah dan terlihat murung.

BACA JUGA: Serbuan PSK Eks Dolly Bikin Resah Warga Manggar Sari

Pihak keluarga mendesaknya untuk mau bercerita peristiwa apa yang menimpanya. Awalnya korban tidak mau mengaku. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata banyak warga dan teman-teman korban yang mulai ramai membicarakan perihal kehamilan itu.

Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga lantas kembali mendesak korban untuk mengungkap kejadian yang menimpanya. Cerita itu pun akhirnya keluar dari mulut korban. Dia mengakui dihamili sang kepsek yang berusia 40 tahun itu.

BACA JUGA: Cuaca Buruk Hambat Evakuasi Mayat Laki-laki Setengah Telanjang

Paman korban, DM (41), mengatakan keponakanya itu ternyata sudah digagahi oleh kepala sekolahnya sendiri. Parahnya lagi, aksi bejat itu dilakukan di sekolah dan sudah beberapa kali hingga korban telat datang bulan alias hamil.

Minggu (26/4) kemarin, pihak keluarga sudah memanggil pelaku. Pada mulanya bebelit-belit ketika dimintai keterangan, tapi pada akhirnya ia mengakui perbuatannya dan siap bertanggung-jawab akan menikahi korban.

BACA JUGA: Jelang Eksekusi, Polisi Pesan 10 Peti Mati

“Awalnya kami tidak mengetahui kenapa ponakan kami tidak mau sekolah dan nampak murung. Ternyata setelah didesak, ia baru mengakui kalau sudah tidak datang bulan alias hamil karena ulah sang kepala sekolahnya,” katanya kepada Radar Cirebon (Grup JPNN.com), Minggu (26/4).

DM pun mengatakan, karena pada awalnya pelaku mau menikahi keponakannya secara sah, maka ia dan keluarga pun sepakat menyelesaikan permasalahan ini dengan baik-baik.

Namun, janji itu nyatanya tidak terwujud. Hingga saat ini pelaku tidak menepati janjinya. Dia pun sudah tidak kelihatan lagi di sekolah. Karena itu, ia pun berencana melaporkan hal itu ke Unit PPA Satreskrim Kepolisian Resor Cirebon pada hari ini, Senin (27/4).

“Kami awalnya ingin selesaikan ini secara kekeluargaan, namun ternyata pelaku tidak ada iktikad baik dan tidak menepati janjinya. Makanya kami akan lapor polisi,” tegasnya.(rif/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Banjarnegara Dicurigai Terlibat ISIS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler