DELAWARE--Kasus gugatan malpraktik implan penis yang dilakukan seorang pengemudi truk pada seorang dokter di Amerika ditolak pengadilan. Padahal sang korban menderita ereksi hingga delapan bulan akibat tindakan medis tersebut.
Juri pengadilan setempat menilai, sang dokter dalam operasi cangkok penis di Delaware AS, Thomas Desperito, dinyatakan tak melakukan malpraktik dalam pemasangan penis terhadap pasiennya Daniel Metzgar.
Thomas tak terbukti melakukan prosedur medis yang salah dalam operasi itu saat melakukan pekerjaannya mencangkok penis pada Metzgar tahun 2009.
Menurut usatoday, gugatan ini berawal empat bulan setelah Metzgar merasa alat vitalnya tiba-tiba membengkak dan sakit, sehingga memaksanya memeriksakan diri ke rumah sakit.
Upaya untuk menghubungi dokter ahli urologi itu, Thomas Desperito, tak pernah berhasil. Akibatnya, Metzgar pun mengalami ereksi selama berbulan-bulan, dan kerap merasa malu tak berkesudahan jika bertemu orang lain.
"Saya tidak bisa berdansa, karena ada ereksi ke arah pasangan dansa saya," keluhnya pada juri di ruang sidang.
Sang pengemudi truk itupun akhirnya menjalani operasi lagi untuk mengangkat cangkok penisnya dengan dokter yang berbeda. "Ereksi jelas bukan pemandangan yang layak dibawa ke acara pesta atau bertemu teman," tambahnya.
Sementara itu, dalam persidangan dewan juri hanya butuh kurang dari dua jam untuk memutuskan ada tidaknya kelalaian medis yang dilakukan dalam prosedur implan penis atas tuduhan sopir truk asal Newark dengan derita ereksi delapan bulan tersebut.
"Kami terkejut dengan keputusan ini," kata Jaksa penuntut Michael C Heyden saat dia dan kliennya meninggalkan New Castle County Courthouse.
Padahal selama persidangan berlangsung, juri dan pengunjung di ruang sidang mendengar kesaksian bagaimana ereksi Metzgar sebelumnya, termasuk ejekan dari keluarga dan teman-teman serta tatapan penghinaan dari orang asing. (esy/jpnn)
Juri pengadilan setempat menilai, sang dokter dalam operasi cangkok penis di Delaware AS, Thomas Desperito, dinyatakan tak melakukan malpraktik dalam pemasangan penis terhadap pasiennya Daniel Metzgar.
Thomas tak terbukti melakukan prosedur medis yang salah dalam operasi itu saat melakukan pekerjaannya mencangkok penis pada Metzgar tahun 2009.
Menurut usatoday, gugatan ini berawal empat bulan setelah Metzgar merasa alat vitalnya tiba-tiba membengkak dan sakit, sehingga memaksanya memeriksakan diri ke rumah sakit.
Upaya untuk menghubungi dokter ahli urologi itu, Thomas Desperito, tak pernah berhasil. Akibatnya, Metzgar pun mengalami ereksi selama berbulan-bulan, dan kerap merasa malu tak berkesudahan jika bertemu orang lain.
"Saya tidak bisa berdansa, karena ada ereksi ke arah pasangan dansa saya," keluhnya pada juri di ruang sidang.
Sang pengemudi truk itupun akhirnya menjalani operasi lagi untuk mengangkat cangkok penisnya dengan dokter yang berbeda. "Ereksi jelas bukan pemandangan yang layak dibawa ke acara pesta atau bertemu teman," tambahnya.
Sementara itu, dalam persidangan dewan juri hanya butuh kurang dari dua jam untuk memutuskan ada tidaknya kelalaian medis yang dilakukan dalam prosedur implan penis atas tuduhan sopir truk asal Newark dengan derita ereksi delapan bulan tersebut.
"Kami terkejut dengan keputusan ini," kata Jaksa penuntut Michael C Heyden saat dia dan kliennya meninggalkan New Castle County Courthouse.
Padahal selama persidangan berlangsung, juri dan pengunjung di ruang sidang mendengar kesaksian bagaimana ereksi Metzgar sebelumnya, termasuk ejekan dari keluarga dan teman-teman serta tatapan penghinaan dari orang asing. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anjing pun Harus Bisa Bela Pawang
Redaktur : Tim Redaksi