Astagfirullah, ASN Ini Diduga Menyelewengkan Infak Masjid Sampai Rp 892 Juta

Jumat, 19 Juni 2020 – 21:36 WIB
Masjid Raya Sumatera Bara. Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra/aww

jpnn.com, PADANG - Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menetapkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial YR sebagai tersangka kasus dugaan penyelewengan dana infak Masjid Raya Sumbar, serta APBD Biro Bina Mental dan Kesra 2019 di pemerintah provinsi setempat.

"Berdasarkan penyidikan yang sudah kami lakukan sebelumnya, penyidik akhirnya menetapkan YR sebagai tersangka," kata Asisten Pidana Khusus Kejati Sumbar M Fatria, didampingi Koordinator Bidang Tindak Pidana Khsuus Basril di Padang, Jumat.

BACA JUGA: Selain Gasak Laptop, Uang Infak dan Komputer, Maling di Bogor Juga Mengambil Sisa Gorengan

Usai ditetapkan sebagai tersangka, oknum ASN dilakukan penahanan badan.

YR sebelumnya sempat menjalani pemeriksaan kesehatan hingga sekitar pukul 17.00 WIB, kemudian digiring menuju Rutan Anak Air Padang.

BACA JUGA: Pengumuman Khusus Buat ASN Tentang WFH, Jangan Khawatir soal Tunjangan

YR diduga menyelewengkan uang infak Masjid Raya Sumbar (2014-2019) mencapai Rp 892 juta, uang UPZ Tuah Sakato tahun 2018 sebesar Rp 250 juta.

Kemudian dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), khususnya uang persediaan (UP) pada Biro Bina Mental dan Kesra tahun 2019 sebesar Rp 718 juta.

BACA JUGA: Pesan Menteri Tjahjo Kepada ASN

Di luar APBD di Biro Bintal dan Kesra, untuk anggaran infak masjid raya dan UPZ tersangka diduga telah melakukan penggelapan.

Tersangka yang posisinya sebagai ASN dan tugasnya yang berkaitan dengan penyelenggara negara, maka dijerat dengan tindak pidana korupsi.

Ia dijerat dengan pasal 2 ayat (1), pasal 3, 9, 18 Undang-undang 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Penyidikan terhadap kasus itu telah dilakukan kejaksaan berbekal Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) nomor: 02/L73/FD1/04/2020 tertanggal 22 April 2020, yang telah ditandatangani Kajati Sumbar Amran.

YR disebut bisa memainkan beberapa item anggaran secara leluasa karena rangkap wewenang yang diemban, yakni bendahara di Masjid Raya Sumbar, bendahara Unit Pengumpul Zakat (UPZ), dan Bendahara di Biro Bina Mental dan Kesra Setdaprov yang dulu bernama Biro Bina Sosial.

Ia menjabat sebagai Bendahara Bina Sosial Pemprov Sumbar yang kini berubah nama menjadi Biro Bintal Kesra sejak 2010 hingga 2019.

Sedangkan jabatan bendahara pembantu UPZ dan bendahara Masjid Raya Sumbar dijabat sejak 2014 hingga 2019. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler