JAKARTA – Para investor sebentar lagi akan memanen hasil investasinya di saham PT Astra International Indonesia Tbk (ASII)Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui untuk mengalokasikan Rp 6,477 triliun atau 45 persen dari laba bersih tahun buku 2010 yang mencapai Rp 14,3 triliun
BACA JUGA: Perkuat Posisi Pasar, Novartis-Alcon Merger
Dividen final dibagikan Rp 1.600 per saham.Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto mengatakan, pembagian dividen Rp 1.600 per saham itu sudah memerhitungkan dividen interim sebesar Rp 470 per saham yang sudah dibayarkan pada 15 November 2010 lalu
Selain itu, ASII menyepakati tidak menyisihkan untuk dana cadangan wajib dan sisanya dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan
BACA JUGA: BRI Gelar Tender Offer Saham Agro
Prijono mengatakan, RUPST juga menyetujui penambahan anggota direksi yaitu Johannes Loman yang juga menjabatsebagai Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM).
Di jabatan barunya sebagai direktur ASII, Loman juga akan difokuskan pada penjualan sepeda motor Honda
BACA JUGA: Malaysia Investasi USD 2 Miliar
”Pengangkatan ini merupakan sesuatu yang wajarTidak ada apa-apa,” kata Prijono di Jakarta, Jumat (6/5).RUPST juga menyetujui pemberian honorarium kepada komisaris maksimum sejumlah Rp 900 juta gross per bulan yang dibayarkan sebanyak 13 kali dalam satu tahun dan mulai berlaku terhitung sejak 1 Mei 2011 hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012.
Serta memberikan wewenang kepada Presiden Komisaris dengan memerhatikan pendapat dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan untuk menetapkan pembagian jumlah honorarium tersebut di antara para anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Mengenai perkembangan pasar otomotif, PT Astra International Tbk (ASII) memerkirakan bisa terjadi penurunan penjualan otomotif perseroan sebesar 15 persen pada kuartal kedua 2011Padahal, sepanjang kuartal pertama tahun ini divisi otomotif masih menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan.
Prijono mengatakan, pada kuartal kedua 2011 diperkirakan terjadi penurunan penjualan otomotif khususnya mobil sekitar 15 persen sebagai dampak dari gempa dan tsunami di Jepang beberapa waktu lalu”Mungkin dampaknya bisa sangat terasa antara April hingga Juni,” ucapnya.
Meski begitu, kata Prijono, dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan terhadap kinerja perseroan sehingga tetap konsisten sepanjang tahun iniTidak ada perubahan target sepanjang tahun ini kecuali evaluasi jangka pendek pasca musibah di Jepang itu saja”Kami berkeyakinan pendapatan tetap bagus,” yakinnya.
Khusus untuk produksi mobil, kata Prijono, kendala terbesar saat ini adalah tersendatnya pasokan komponen yaitu microchip dan persoalan pengiriman atau pengapalan dari Jepang(gen/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Diyakini Mampu Tingkatkan Produksi
Redaktur : Tim Redaksi