JAKARTA - Asumsi dasar APBN 2012 yang sudah pasti diubah adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP). Harga ICP akan diubah dari USD 90 menjadi USD 105 per barel. Perubahan asumsi harga minyak mentah itu bakal menggeser seluruh postur APBN secara keseluruhan.
"RAPBNP sudah diajukan. Di dalamnya ada asumsi ICP menjadi sekitar USD 105 per barel,? kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, kemarin.
Hatta mengatakan, produksi siap jual atau lifting minyak bakal meleset dari asumsi semula. Yakni dalam RAPBNP akan diubah lebih kecil dari 950 ribu barel per hari. "Liftingnya berubah karena kemungkinan tidak tercapai," katanya.
Asumsi lain, yakni kurs rupiah, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi pun bakal diubah. Inflasi diperkirakan meningkat dari asumsi semula 5,3 persen menjadi 6,5?7,0 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi akan diubah dari 6,7 persen menjadi di kisaran 6,5-6,7 persen. Hatta mengatakan, semua perubahan tersebut telah memperhitungkan kenaikan bertahap tarif tenaga listrik dan harga BBM.
Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, defisit APBN akan meningkat dari asumsi semula 1,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi di kisaran 2,2 persen PDB. Kisaran plus minusnya adalah 0,2 persen PDB. Sebagai konsekuensi penambahan defisit, pembiayaan juga akan meningkat. Dalam APBN 2012, defisit dianggarkan Rp 125,620 triliun.
"Penambahan pembiayaan itu akan kita lakukan dari optimalisasi penerimaan negara, melalui penggunaan SAL (Saldo Anggaran Lebih), dan pembiayaaan tambahan. Kalau pembiayaan tambahan Saya rasa tidak akan lebih dari Rp 40-50 triliun," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, juga tengah menyiapkan stimulus fiskal. "Kita akan menggunakan SAL untuk melakukan stimulus, perbaikan infrastruktur. Kita juga merespons asumsi yg sudah berubah yang membuat kita harus mengelola subsidi kita dengan lebih baik," kata Menkeu. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesulitan Keuangan Terus Dera Djakarta Lloyd
Redaktur : Tim Redaksi