jpnn.com, JAKARTA - PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) mencatat pertumbuhan premi sebesar tujuh persen pada kuartal ketiga tahun ini.
Jika dilihat dari data keuangan perusahaan, premi bruto perusahaan mencapai Rp 2,87 triliun, naik dibandingkan periode sama pada tahun lalu Rp 2,66 triliun.
BACA JUGA: Banyak Tantangan, Asuransi Astra Tetap Optimistis Tatap 2019
Chief Executive Officer PT Asuransi Astra Buana Rudy Chen mengatakan, portofolio bisnis terbesar masih berasal dari segmen asuransi ritel sebanyak 50 persen, seperti otomotif. Sementara sisanya berasal dari asuransi komersial 35 persen dan kesehatan 15 persen.
"Kuartal ketiga, pertumbuhan premi bruto kami sebesar tujuh persen. Perkiraan sampai akhir tahun, pertumbuhan premi bruto tidak akan jauh dari tujuh persen," kata Rudy saat temu media Asuransi Astra di Ubud, Bali, beberapa hari lalu.
BACA JUGA: Astra Blusukan Sambil Berbagi Asuransi Rp 1 Miliar ke Guru
Akhir tahun lalu, lanjut Rudy, pendapatan premi bruto perusahaan berkisar Rp 4,4 triliun atau tumbuh sekitar 4 persen dibandingkan 2016 lalu. Artinya, bisnis tahun ini masih lebih baik ketimbang tahun lalu.
Menurut Rudy, pertumbuhan penjualan otomotif, baik roda empat maupun roda dua yang terbatas menjadi tantangan bagi bisnis perusahaan. Beruntung, harga komoditas batu bara yang membaik mendorong lini bisnis komersial perusahaan.
BACA JUGA: Happyone.id, Cara Berasuransi Generasi Milenial
"Di luar otomotif, segmen asuransi komersial seperti marine hull (asuransi kapal), cargo, cukup bagus. Karena pemulihan harga komoditas. Tetapi, otomotif masih terbatas kan, jadi premi tumbuh 7 persen itu masih bagus," terang dia.
Sebagai upaya berkelanjutan, manajemen juga menerapkan diversifikasi portofolio untuk segmen ritel. Misalnya, menggiatkan asuransi perjalanan, asuransi kecelakaan diri, asuransi rumah dan asuransi pendidikan. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beli Polis Asuransi Lebih Mudah via Chat
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian