jpnn.com - JPNN.com – Underwriting Motor Vehicle Department Head Asuransi Adira Dinamika Rian Ardianto mengatakan, pertumbuhan bisnis asuransi kendaraan bermotor bakal ditopang kendaraan roda empat.
’’Kami optimistis bisnis asuransi kendaraan bermotor akan terus tumbuh. Kami lihat penjualan kendaraan low cost green car (LCGC) juga cukup menggembirakan,’’ terangnya, Kamis kemarin (5/1).
BACA JUGA: Kenali Kehebatan Aerox 155, Jagoan Terbaru Yamaha
Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis membidik pertumbuhan penjualan mobil 4,7 persen menjadi 1,1 juta unit.
Tahun lalu, penjualan mobil nasional tercatat 1,05 juta unit.
BACA JUGA: Daftar Mobil Honda Terlaris, New Mobilio Juaranya
Pada periode Januari hingga November 2016, penjualan motor mencapai 5.493.521 unit.
Keyakinan Gaikindo berdasar proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5,1–5,2 persen.
BACA JUGA: Piaggio Indonesia Lebarkan Sayap ke Karawang
Ekspektasi yang tinggi dari pelaku industri asuransi juga terkait dengan rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian tarif premi asuransi kendaraan bermotor tahun ini.
Kebijakan itu dipercaya berdampak positif bagi pertumbuhan asuransi.
Memanfaatkan peluang tersebut, tutur Rian, Adira bakal memberikan kemudahan dalam proses akuisisi dan klaim.
Adira juga memaksimalkan jalur digital untuk mempercepat dan menyederhanakan penanganan akuisisi dan klaim.
Perbankan pun berharap kinerja sektor otomotif membaik pada tahun ini.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sis Apik Wijayanto menilai, kredit kendaraan bermotor (KKB) mampu tumbuh hingga 16 persen tahun ini.
’’BRI tetap menjalin komunikasi dengan diler, kemudian promosi dengan program spesial, komunikasi above the line (ATL) maupun below the line (BTL),’’ jelas Sis.
Untuk mempercepat penyaluran kredit, BRI tidak akan melepaskan pasar korporasi yang memudahkan kepemilikan kendaraan bagi karyawan maupun perusahaan.
Per kuartal III tahun lalu, outstanding KKB BRI cukup tangguh dengan pertumbuhan 36 persen secara year-on-year (yoy).
Secara industri, pada Oktober 2016 pembiayaan kendaraan bermotor dari perbankan justru turun tipis 1,3 persen.
Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat itu pembiayaan otomotif dari bank mencapai Rp 118,982 triliun.
Sis menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik bakal mendorong serapan lebih banyak tenaga kerja.
Daya beli masyarakat juga akan terkerek sehingga KKB diyakini lebih baik.
Tahun lalu Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit paling tinggi hanya mampu menyentuh angka 9 persen dan paling rendah tujuh persen.
Target itu sudah meleset dari proyeksi pada awal 2016 yang mencapai 11–14 persen.
Tahun ini, proyeksi pertumbuhan kredit lebih realistis, yakni 10–12 persen. (rin/c14/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Sedan Direbut Honda, Toyota Tetap Penguasa
Redaktur & Reporter : Ragil