jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyediakan layanan bagasi sepeda lipat di Bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion). Layanan ini diberikan secara gratis untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat pengguna sepeda dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dari delapan operator JR Connexion yang saat ini beroperasi, sudah ada enam operator JR Connexion dengan 14 unit bus ke 10 rute yang telah menyiapkan fasilitas bagasi gratis bagi pengguna JR Connexion yang membawa sepeda lipat.
BACA JUGA: Kemenhub Fasilitasi 50 Tempat Parkir Sepeda
“Layanan bagasi gratis bagi sepeda lipat pada JR Connexion merupakan salah satu terobosan baru yang bisa mendorong masyarakat untuk menjadikan sepeda tidak hanya dimanfaatkan untuk olahraga saja, namun juga alternatif dalam bertransportasi pada aktivitas sehari-hari seperti bekerja, berbelanja dan sebagainya,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kawasan Jababeka Residence, Cikarang, Minggu (18/10).
Budi mengatakan, Non-Motorised Transportation (NMT) seperti sepeda menjadi salah satu pilar penting dari penyelenggaraan transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, karena terkait langsung dengan isu-isu global seperti isu lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: Ini 4 Kiat dari Pegadaian Supaya Tidak Mudah Tertipu Lelang Online
“NMT dalam bentuk jalan kaki dan bersepeda dikenal di seluruh dunia sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan. Kami tengah berupaya menjadikan Indonesia negara yang ramah bagi pejalan kaki dan sepeda melalui pembangunan fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya,” ungkap Budi.
Upaya lain yang tengah dilakukan pemerintah dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan juga dilakukan dengan mendorong pihak swasta untuk merealisasikan kawasan berkonsep transit oriented development (TOD), seperti yang ada di kawasan Jababeka.
BACA JUGA: Ikut Di-bully Gara-gara Lutfi Agizal, Salsha: gue Masih Waras
Kawasan Jababeka merupakan salah satu kawasan TOD yang telah mendapatkan rekomendasi teknis dari BPTJ pada 12 Juni 2019.
Kawasan TOD yang mengusung konsep hunian yang terintegrasi dengan simpul transportasi publik seperti: LRT, MRT, Shuttle Bus dan juga Kereta Api, dan fasilitas NMT seperti sepeda dan berjalan kaki.
Dengan integrasi tersebut, diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal.
“Dampak positif lain yaitu akan mendorong tumbuhnya gaya hidup sehat melalui penyediaan fasilitas yang ramah bagi para pejalan kaki dan pesepeda,” tandas Budi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy