Ditambahkannya, ia biasa bermain layangan mulai pukul 16.00 hingga pukul 17.45. “Dengan bermain layangan, saya seakan tidak merasakan haus atau lapar,” akunya.
Hal yang sama diungkapkan Tedi (16) warga Kecamatan Cihideung. Dengan bermain layangan, ia merasakan waktu terasa berjalan cepat. “Apalagi kalau melihat lawan bermain layangannya masih terlihat di udara,” katanya.
Dia menyebutkan, bermain layangan bukan sekadar bermain dan menjajal lawan-lawan layangan yang lain, tapi sebagai sarana hiburan dan olahraga. “Yang paling senang mah moro (memburu, red), lari-lari, tapi menyenangkan,” sebutnya.
Sementara itu, pedagang layangan di Dadaha Yanto (52) yang merupakan warga Lengkong mengaku setiap hari mampu menjual puluhan layangan dari berbagai jenis. “Lumayan lah,” katanya.
Yanto mengaku setiap tahun menjajakan layangan, karena menurutnya layangan merupakan salah satu permainan yang disukai warga, terutama di bulan puasa, bermain layangan sekaligus sebagai sarana ngabuburit. “Kalau di luar bulan puasa, saya jualan di rumah. Jualan di sini hanya untuk ngabuburit,” akunya. (dem)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Bogor Diguyur THR Rp 8 M
Redaktur : Tim Redaksi