jpnn.com - JAKARTA - Laporan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Mesir juga dilaporkan oleh Atase Pendidikan (Atdik) KBRI di Kairo. Melalui berita resmi di www.atdikcairo.org dilaporkan ada tiga orang mahasiswi telah dievakuasi dari asrama ke tempat yang lebih aman.
Berita ini diunggah tim Atdik Kairo Minggu malam waktu setempat atau kemarin dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB). Misi evakuasi ini dipimpin langsung oleh Atdik KBRI di Kairo Dr Fahmy Lukman bersama Sekretaris III Protokol Konsuler Puji Basuki.
BACA JUGA: Australia Hapus Undang-undang Praktek Sihir
Ketiga mahasiswi yang dievakuasi ini adalah Dian Andriani Pancarini mahasiswi Universitas Al-Azhar dari Bekasi Utara, Rida Amita mahasiswi Universitas Al-Azhar asal Provinsi Lampung, dan Nurul Izzah Miftahul Jannah, siswi kelas II SLTA Al-Azhar asal Surabaya, Jawa Timur. Mereka dievakuasi dari sebuah asrama asrama pelajar di kawasan Tahrir Square yang merupakan salah satu pusat aksi massa, baik sebelum maupun setelah revolusi.
BACA JUGA: Polisi Tiongkok Lempar Bayi Hingga Kepala Retak
Fahmy mengatakan evakuasi ini dilakukan atas permintaan kepala asrama yang biasa dipanggil Madam Azzah kepada KBRI di Kairo. "Saya mohon dengan hormat agar KBRI segera mengevakuasi mahasiswi Indonesia yang tinggal di asrama ini secepatnya," tutur Fahmy menirukan permohonan Azzah.
Dari laporan Atdik KBRI di Kairo, setelah keluar permohonan itu tim langsung bergerak ke lokasi. Setibanya di lokasi, tim evakuasi langsung disambut kepala asrama. Pihak asrama meminta maaf karena menyampaikan permohonan evakuasi hanya melalui telepon. Mereka beralasan kondisi di luar asrama tidak memungkinkan untuk mengirim orang ke markas KBRI di Kairo. "Terlalu rawan dan beresiko," ujar kepala asrama.
BACA JUGA: Pastikan Mubarak Segera Hirup Udara Segar
Menurut pengakuan kepala asrama, situasi di lingkungan asrama saat ini berada dalam keadaan darurat. Semalam sebelum evakuasi, di depan asrama terjadi demo sangat besar sekali. "Sebetulnya asrama ini sangat aman. Hanya saja dalam kondisi ini, saya tidak mau berspekulasi," tuturnya.
Dia mengatakan pelajar yang menetap di asramanya sudah dianggap seperti anak sendiri, sehingga sempat keberatan jika dilepas paksa. Dia juga menyebut bahwa akhlak para pelajar ini sangat baik dan tidak pernah berbuat masalah selama tinggal di asrama.
Data yang disampaikan kepala asrama menyebutkan bahwa ada tujuh orang mahasiswi Indonesia yang tinggal di asrama. Tetapi empat diantaranya sedang liburan di luar asrama. Sehingga yang dievakuasi sementara hanya tiga orang. Keempat lainnya akan dievakuasi menyusul.
Tim penjemput dari Atdik KBRI di Kairo mengatakan cukup terbantu dengan keputusan kepala asrama itu. Dengan informasi yang cepat, meskipun melalui telepon, proses evakuasi bisa segera dilaksanakan sebelum kondisi semakin memburuk. "Kami sangat senang dengan kerjasama ini," ujar Fahmy.
Untuk sementara ketiga mahasiswi itu ditepatkan di rumah penampungan sementara (safe house) yang ditetapkan oleh tim KBRI di Kairo. Pihak pengelola asrama tidak bisa memastikan sampai kapan situasi di sekitarnya kembali normal. Jika kondisi keamanan membaik, pihak asrama akan mengabari KBRI Kairo untuk mengembalikan para mahasiswi tadi. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekerasan di Mesir Tak Bisa Dihentikan dengan Rasa Prihatin
Redaktur : Tim Redaksi