jpnn.com - JAKARTA – Adanya pemukiman padat penduduk di sekitar bantaran sungai disinyalir menjadi salah satu penyebab banjir besar di beberapa kota yang lokasinya dekat sungai. Pasalnya, pembangunan pemukiman tersebut selalu diikuti oleh penebangan pohon-pohon besar di pinggir sungai yang seharusnya dapat berfungsi menahan resapan air.
Menanggapi kenyataan di atas, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Moh. Hasan mengatakan bahwa hal tersebut menjadi masalah serius karena selalu disusul dengan rusaknya ekosistem dan sistem irigasi. “Banjir yang terjadi disebabkan karena di hulu sudah banyak yang dirusak, ditambah lagi pemukiman di sepanjang bantaran sungai yang semakin penuh dan hal tersebut dibiarkan,” kata Hasan, Sabtu (24/8).
BACA JUGA: Dibawa ke PN, Proses Hibah Pasar Dihentikan
Lebih lanjut Hasan menambahkan bahwa selain mengakibatkan ekosistem terganggu, kerusakan tersebut juga mengakibatkan debit air sungai pada musim kemarau semakin kecil. “Permasalahan ini mengakibatkan perfoma suatu irigasi menjadi tidak optimal yaitu mengecilnya luasan irigasi yang bisa ditanami saat musim kemarau,” ujar Hasan.
Oleh sebab itu, Hasan mengatakan bahwa prioritas utama Ditjen SDA Kementerian PU adalah menangani banjir dengan membangun infrastruktur berupa waduk baru di beberapa daerah rawan banjir.
BACA JUGA: Pajak DKI Meleset
Dia menyebutkan bahwa saat ini Ditjen SDA sedang merancang masterplan untuk 13 waduk baru, di antaranya adalah Karakarawe di Sulawesi Selatan, Lolak di Sulawesi Utara, Rababeka di Nusa Tenggara Barat (NTB), Waduk Kuningan di Jawa Barat, dan Waduk Diponegoro di Jawa Tengah. “Waduk tersebut nanti untuk membantu sungai-sungai yang sudah ada untuk menampung air pada musim hujan dan dapat dipakai untuk irigasi pada musim kemarau,” terang Hasan.
Selain itu, Hasan mengatakan bahwa untuk di Jakarta sendiri, pemerintah DKI Jakarta mulai menggalakkan normalisasi waduk-waduk untuk mencegah terjadinya banjir di ibukota. “Program saat ini yaitu melakukan normalisasi dengan cara mengeruk, memperdalam, dan memperlebar Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter,” ungkapnya.
BACA JUGA: Asrama Brimob Ciputat Terbakar
Di antara program tersebut, dia menyatakan bahwa program yang paling penting adalah menormalisasi Kali Ciliwung bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian PU. “Normalisasi Kali Ciliwung ini dengan membuat sodetan dari Selatan ke Utara yang dialirkan ke Banjir Kanal Timur,” imbuhnya. (dod)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Penembakan, Kerahkan 300 Polwan
Redaktur : Tim Redaksi