jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB), Syamsul Maarif mengaku sudah menyiapkan operasi darat dan udara untuk penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Sumatera, dan Kalimantan.
Namun, dalam menggunakan heli dan pesawat untuk operasi udara, BNPB masih mempertimbangkan menurunkan pesawat jenis Amphibi karena biaya operasionalnya yang sangat besar.
BACA JUGA: Punya 11 Gelar, Calon Hakim MK Kewalahan Jabarkan UU
"Pesawat Amphibi masih kita pertimbangkan kapan dioperasikan, karena biayanya mahal sekali. Untuk 45 hari saja 1 pesawat perlu sekitar Rp 100 milyar. Nanti kita siapkan untuk puncaknya bulan Juni (2014)," kata Syamsul Maarif saat RDP dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (4/3).
Data sementara untuk Pekanbaru sudah diturunkan Heli Sikorsky untuk pembom air, 2 jenis Bolco, 1 SAR, dan 2 Heli Perusahaan Sinar Mas. Petang ini Kepala BNPB juga direncanakan turun langsung ke Riau untuk melihat langsung penanggulangan kebakaran di sana.
BACA JUGA: Ambil Laptop dan Ngetik Sendiri, Noriyu Kagumi Aksi Dahlan Iskan
Potensi bencana 2014 masih akan didominasi bencana hidro meterologi. Karena itu banjir, longsor, puting beliung termasuk kekeringan harus tetap diwaspadai. Kemudian Potensi puting beliung pada Maret sampai April 2014, potensi kebakaran hutan sampai September di Sumatera dan Kalimantan.
"Dan ini (dampaknya) tergantung anginnya akan kemana. Kalau ke arah utara ya Singapore, Malaysia. Kalau barat ke wilayah kita sendiri, selatan juga begitu," ungkapnya.
BACA JUGA: Tisu Sperma dan Bulu jadi Bukti Perselingkuhan Hakim Pengadilan Agama
Di samping itu, potensi bencana kekeringan di bulan Juni November diprediksi terjadi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara serta daerah-daerah yang defisit air. Untuk erupsi gunung api tidak dapat diperkirakan tapi pergerakannya bisa terpantau BMKG," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Diperiksa KPK, Ade Komarudin Irit Bicara
Redaktur : Tim Redaksi