jpnn.com, BANYUWANGI - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar program Journalist Journey di Banyuwangi, yang bertujuan untuk meninjau langsung kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) yang pertama, yaitu penghapusan kemiskinan ekstrem.
BACA JUGA: 3 Tahun Holding Ultra Mikro, Nasabah PNM Rasakan Manfaat Inklusi Keuangan
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen.
Menurutnya, strategi utama melibatkan penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan, serta perbaikan lingkungan di daerah kantong kemiskinan.
BACA JUGA: Gandeng Ruang Amal Indonesia, PNM Kembali Gelar Madani Vokasi Academy
"Indonesia harus tumbuh tidak hanya tinggi tetapi juga inklusif, dengan program penghapusan kemiskinan baik yang ekstrem maupun biasa," ujarnya saat diskusi media terkait kemiskinan ekstrem.
PNM memainkan peran penting dalam aspek peningkatan pendapatan melalui program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), yang memberikan pembiayaan dan pendampingan usaha kepada perempuan prasejahtera.
BACA JUGA: Produk Nasabah PNM Ludes Terjual di Pameran Tokyo Gift Show
Program ini diharapkan membantu kelompok rentan untuk keluar dari jerat kemiskinan ekstrem. Banyuwangi dipilih sebagai lokasi kunjungan karena meskipun angka kemiskinan ekstrem di sana sudah mencapai 0,29%, wilayah ini masih menjadi fokus untuk pengentasan kemiskinan.
Dalam kunjungan ini, para jurnalis diajak bertemu langsung dengan lansia penerima program Rantang Kasih bernama Mbah Marinah, seorang nenek berusia 103 tahun. Program ini memberikan makanan siap saji bergizi kepada lansia setiap harinya.
Selain itu, mereka juga mengunjungi Ibu Sa'adi, nasabah PNM Mekaar yang dulunya bekerja sebagai pencari sapu lidi dan kini menjalankan usaha jual beli sayur pakis berkat bantuan dari PNM.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengungkapkan, melalui pembiayaan berbasis kelompok, perusahaan berupaya mendorong transformasi sosial dengan memperkuat solidaritas antaranggota.
“Mereka yang naik kelas harus tetap ada di ekosistem ini, dan yang besar bisa membantu menarik yang kecil,” jelas Arief.
Sejak diluncurkan pada 2015, program PNM Mekaar telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 20 juta perempuan di seluruh Indonesia.
Sebanyak 1,7 juta nasabah PNM telah naik kelas dan melanjutkan pembiayaan melalui BRI atau Pegadaian, sementara 400 ribu ketua kelompok telah menjadi Agen BRILink Mekaar untuk menambah pendapatan mereka. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh