Atasi Krisis Pangan Hingga Jaga Stabilitas Kawasan jadi Fokus Indonesia di KTT ASEAN Plus Three

Minggu, 13 November 2022 – 05:37 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Pemimpin ASEAN Plus Three dalam pertemuan yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, PHNOM PENH - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT ASEAN Plus Three (APT) yang digelar pada Sabtu (12/11) sebagai agenda hari keempat kunjungan kerja kepala negara di Phnom Penh, Kamboja.

KTT ASEAN Plus Three merupakan pertemuan antara pemimpin ASEAN ditambah dengan pemimpin RRT, Jepang, dan Republik Korea.

BACA JUGA: Kerja Sama Komprehensif ASEAN-PBB Terus Diperkuat untuk Atasi Krisis Multidimensi Lebih Konkret

Kerja sama ASEAN Plus Three sendiri telah dimulai sejak terjadinya krisis keuangan 1997 dan saat ini menjadi jangkar resilensi ekonomi di kawasan.

BACA JUGA: Jelang Keketuaan Indonesia, Sekjen PBB Minta ASEAN Jadi Jembatan AS-China

“APT-lah yang menyelamatkan kita dari krisis keuangan global 2008. Solidaritas dan kerja sama yang membuat ekonomi kawasan mampu bertahan. Sekarang kita kembali diuji dengan krisis global yang lebih dahsyat. Saya sangat percaya dengan spirit yang sama kita mampu menghadapi krisis saat ini,” kata Presiden Jokowi.

Dia juga menyampaikan setidaknya tiga fokus utama yang harus disiapkan oleh APT, yakni terkait dengan penanganan krisis pangan, resesi ekonomi, serta stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.

“Pertama, krisis pangan harus dihindari, mekanisme ketahanan pangan kawasan harus diperkuat, dan cadangan beras darurat APT harus ditingkatkan,” tegas Jokowi.

Lebih jauh mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan langkah-langkah untuk penguatan mekanisme ketahanan pangan, selain peningkatan cadangan beras darurat APT, yakni terkait dengan teknologi produksi beras berkelanjutan yang mutlak diperlukan serta keharusan integrasi kapasitas produksi dengan sistem logistik anggota APT untuk mengamankan rantai pasok dan stabilisasi harga beras.

Dalam pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN sebelumnya, Menko Airlangga menjelaskan bahwa isu ketahanan pangan juga akan diangkat menjadi salah satu prioritas ekonomi pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi krisis pangan.

Terkait dengan langkah antisipasi resesi ekonomi di kawasan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa berbagai perangkat finansial anggota APT harus dijalankan dengan saling bersinergi, khususnya melalui Chiang Mai Initiative Multilateralisation.

Selain itu, juga ditekankan mengenai pentingnya penguatan infrastruktur keuangan nasional melalui koordinasi yang erat antarlembaga keuangan dan bank sentral, peningkatan mobilisasi sumber daya domestik, dan kecermatan menjaga inflasi.

“Ketika ancaman krisis finansial, sinergi ini memungkinkan kita untuk peroleh early warning dan dukungan likuiditas,” ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Surakarta itu juga menjelaskan bahwa stabilitas, keamanan dan perdamaian di kawasan mutlak diperlukan dan menekankan agar hukum internasional untuk selalu dihormati.

Sementara itu, kompetisi juga harus dikelola dengan baik sehingga tidak berubah menjadi konflik.

“Apabila kita mampu melakukan semua itu, saya yakin kawasan kita akan terus menjadi epicentrum of growth,” pungkas Presiden Jokowi

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN Plus Three ke-25, yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (mrk//jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler