Jelang Keketuaan Indonesia, Sekjen PBB Minta ASEAN Jadi Jembatan AS-China

Minggu, 13 November 2022 – 01:57 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres saat memberikan keterangan pers di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu. (12/11/2022). Foto: ANTARA / HO-asean2022.inb.gov.kh

jpnn.com, PHNOM PENH - Menjelang dimulainya periode keketuaan Indonesia, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta ASEAN menjembatani dua kekuatan ekonomi global yaitu Amerika Serikat dan China.

“Ada risiko yang berkembang bahwa ekonomi global akan terbagi menjadi dua bagian, dipimpin oleh dua ekonomi terbesar – Amerika Serikat dan China,” ujar Antonio Guterres di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu.

BACA JUGA: Pemimpin ASEAN Makin Galak kepada Myanmar, Simak Keputusan Terbaru Mereka

Ekonomi global yang terbagi, dengan dua perangkat aturan yang berbeda, dua mata uang dominan serta dua strategi yang saling bertentangan dalam kecerdasan buatan akan melemahkan kapasitas dunia untuk menanggapi tantangan yang dihadapi.

“Pemisahan ini harus dihindari dengan segala cara,” kata dia.

BACA JUGA: Jokowi Harap Hubungan ASEAN-India Semakin Konkret

Kita perlu memperkuat upaya kolektif kita untuk menemukan solusi multilateral, mengatasi badai geopolitik, dan mengembalikan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke jalurnya, ujar dia.

Organisasi regional, ujar Guterres, termasuk ASEAN, memiliki peran penting untuk menemukan solusi multilateral.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Bahas Ketahanan Pangan dan Keuangan untuk Pastikan Stabilitas di Kawasan ASEAN

Ia mengatakan perpecahan yang semakin dalam mengancam perdamaian dan keamanan global.

Banyak negara dihantam oleh pandemi COVID-19 dan krisis iklim, kata dia.

Banyak negara juga menghadapi pembatasan ketat terhadap akses mereka ke makanan, energi, dan keuangan.

Keadaan itu juga diperburuk oleh perang di Ukraina dan utang yang menjerat, kata Guterres.

Ia mengatakan kesenjangan geopolitik berkontribusi pada ketidakamanan global, memicu konflik baru dan membuatnya semakin sulit untuk mengakhiri konflik lama. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler