Setelah Asian Games, ibukota Jakarta sekali lagi akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar olahraga negara-negara Asia, yakni Asian Para Games 2018. Sebanyak 28 atlet renang difabel Indonesia tekun persiapkan diri demi mendulang prestasi.
Nur Aima, 19, adalah atlet renang difabel asal Kalimantan Selatan. Sudah tiga tahun belakangan ini ia menggeluti renang secara profesional.
BACA JUGA: Bagaimana Bandara Sydney Tangani Pesawat Nyaris Kehabisan Bahan Bakar
"Sudah tiga tahun ini (menggeluti renang)," tutur Aima. Ketika ditanya mengapa ia menyenangi olahraga ini, ia menjawab singkat "Suka aja."
Aima bersama 27 atlet renang Indonesia lainnya akan berkompetisi dalam Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta mulai tanggal 6 hingga 13 Oktober.
BACA JUGA: ABC Dukung Penggalangan Dana LSM Australia Untuk Sulawesi
Sebelum menentukan akan berlaga di kelas apa, para atlet renang difabel seperti Aima harus mengikuti tahapan klasifikasi. Tahapan ini dibutuhkan untuk mengetahui prospek capaian atlet medali.
Laura Aurelia, atlet renang difabel lainnya, akan berlaga di kelas S5.
BACA JUGA: Gerakan Pramuka Australia Minta Maaf Kasus Pelecehan Seksual Anak-anak
Photo: Laura Aurelia. (ABC; Nurina Savitri)
"Sebenernya saya bertanding di kelas S5, tapi ini sepertinya mau dicoba kelas yang lebih atas supaya ada peluang dapat emas," kata atlet asal Solo ini ketika ditemui seusai latihan (3/10/2018).
Demi mewujudkan prestasi, Laura berlatih gigih menjelang kompetisi.
"Sehari dua kali, itu biasanya...kita 5 hari sih dalam seminggu jadi 10 kalian (dalam seminggu)," terangnya kepada ABC di gelanggang akuatik Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.
Baik Laura dan Aima adalah atlet tunadaksa. Dalam tim renang Para Games Indonesia, atlet yang berlaga memiliki keterbatasan beragam, tak hanya disabilitas fisik seperti dua atlet perempuan tersebut.
Layaknya atlet professional, para atlet difabel ini juga dipersiapkan secara khusus, mulai dari berlatih intensif hingga mengikuti masa karantina. Photo: Nur Aima. (ABC; Nurina Savitri)
Menurut Handoko Purnomo, pelatih renang tim Indonesia di Asian Para Games, ada perlakuan khusus yang harus diterapkan.
"Tantangannya kita harus sabar. Dan kita berikan kepercayaan dan berikan cara latihan yang benar dan mereka akan melakukan dengan seenaknya, istilahnya enak bagi mereka. Jadi tidak dengan penekanan kita," utaranya. Photo: Handoko Purnomo. (ABC; Nurina Savitri)
Wiene Dewi dari tim psikolog pendamping atlet difabel juga berpandangan serupa. Ia ditugaskan tak hanya untuk mendampingi para atlet difabel tapi juga memberi motivasi dan perhatian khusus.
"Mereka lebih sensitif, cenderung berubah-ubah suasana hatinya. Untuk yang tunagrahita, pendekatan personal lebih efektif, dengan rangkulan, tepukan, dan lain-lain," jelas psikolog dari Universitas Gadjah Mada ini.
Renang adalah salah satu cabang olahraga yang dilombakan dalam Asian Para Games 2018 di Jakarta, selain 17 cabang lainnya. Sebanyak 42 negara di Asia mengikuti gelaran akbar ini Bersama dengan 2831 atlet peserta. External Link: Persiapan atlet Indonesia di ajang Asian Para Games 2018.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Kekeringan Panjang Hujan Mulai Mengguyur Sydney dan NSW