Atut Bantah Ikut Menyuap

Minggu, 13 Oktober 2013 – 06:18 WIB

JAKARTA – Setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama 8 jam, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tutup mulut. Kemarin, dia mengirim Fitron Nur Ikhsan sebagai juru bicara keluarga untuk hadir disebuah forum diskusi. Sesuai pesan dari Banten 1, dipastikan Atut tidak terlibat dalam penyuapan.
    
Dalam acara itu, dia mengatakan kalau Atut tidak punya kepentingan apapun dalam kasus yang akhirnya menjerat adiknya, Tubagus Chaeri Wardhana. Kabar bahwa uang Rp 1 miliar untuk mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar yang diamankan KPK berasal dari Atut juga dibantah.

’’Yang bertarung bukan keluarga Ibu Atut,’’ ujar Fitron. Dia menyebut kalau Pilkada di Lebak murni kader Partai Golkar melawan putri dari Bupati Lebak saat ini. Seperti diberitakan, Pilkada Lebak masuk ke MK setelah KPU Lebak memenangkan Iti Octavia - Ade Sumardi (IDE).

BACA JUGA: Rapimnas Golkar Ditunda, Alasan Pindah Tempat

Pasangan itu mengungguli, Amir Hamzah - Kasmin (HAK) yang diusung Golkar. Gugatan diajukan karena HAK menyebut pasangan IDE melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Dia menyebut Mulyadi Jayabaya (ayah Iti) menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan Iti.

Setelah persidangan yang dipimpin Akil Mochtar, MK memerintahkan pemungutan suara ulang di Lebak. Ketua KPK Abraham Samad menyebut kalau uang Rp 1 miliar yang diamankan dari Wawan –sapaan Tubagus– akan diberikan kepada Akil terkait Pilkada Lebak. Namun, belum dijelaskan siapa donaturnya.

BACA JUGA: Penyiraman Air Keras Marak, Pemerintah Diminta Bertindak

Belakangan, KPK mengeluarkan permintaan cegah untuk Amir Hamzah – Kasmin. Menanggapi fakta-fakta itu, Fitron tidak mau berkomentar banyak. Alasannya, proses hukum sudah berjalan. Yang pasti, Atut sendiri bingung kenapa Wawan ada kaitan dengan Pilkada Lebak. ’’Sudah ada kuasa hukum yang ditunjuk,’’ imbuhnya.

Disamping memastikan tak ada sangkut paut dengan Wawan, Ratu Atut merasa sedih karena karena dinastinya diusik. Sebab, orang-orang hanya melihat apa yang sudah ada tetapi tidak prosesnya. Keluarga Atut memastikan kalau jabatan yang saat ini diraih murni melalui proses yang legal.

BACA JUGA: Jumlah Hakim Nakal di Jatim Melonjak

’’Dinasti politik itu hanya dilihat dalam etalase yang sudah jadi. Proses pemilihannya tidak dilihat,’’ jelas Fitron. Dalam diskusi bertajuk ’’Dinasti Atut Cenat Cenut’’ itu dia mencontohkan bagaimana Airin Rachmi Diany yang merupakan adik ipar Atut berjuang keras agar bisa jadi Wali Kota Tangerang Selatan.

Airin, disebut Fitron menyampaikan gugatan ke MK karena menemukan kecurangan. Versi dia, MK melihat kecurangan itu benar ada sehingga mengabulkan permohonan Airin. Lantas, pada akhirnya Airinlah yang keluar jadi pemenang. Proses itu disebut Fitron sebagai mengikuti klausul demokrasi yang ada.

Jangan lupa, lanjut Fitron, Airin juga pernah gagal saat mencalonkan diri sebagai wakil bupati Tangerang.  Dia menyebut Atut pernah mengeluh atas sikap public yang terlalu memandang negatif pada dirinya dan keluarga yang menjadi kepala daerah. ’’Saya ingin diperlakukan adil secara konstitusi, berikan celah sedikit saja,’’ kata Fitron menirukan ucapan Atut.

Dia berharap soal kerabat Atut yang menjadi pejabat maupun kepala daerah tidak dikaitkan. Apalagi, undang-undang di Indonesia tidak ada yang mengatur atau melarang keluarga incumbent menjadi kepala daerah lainnya. Kalau pola seperti itu tidak pantas, harusnya ada undang-undang yang tegas kata Fitron.

Lantas, soal harta miliaran rupiah di rekening Atut apakah halal? dia memastikan itu legal. Salah satu pundi kekayaan Atut versinya berasal dari warisan almarhum ayahnya, Kasan. ’’Kenaikan harta Bu Atut dari pembagian waris orang tuanya. Bapaknya meninggal sebelum pemilihan gubernur,’’ ungkapnya.

Sebagai anak pertama, Atut dipasrahi untuk mengurus bisnis keluarganya. Itulah kenapa saat ini ada bisnis properti dan perhotelan yang dimili Atut. Dalam laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) di KPK, Atut tercatat memiliki aset tanah hingga 122 tempat. Total kekayaan, per 2006 adalah Rp 41,937 miliar.

Terpisah, pengacara senior Adnan Buyung Nasution memastikan diri menjadi kuasa hukum Wawan. Adnan mengatakan kalau Susi dekat dengan Akil Mochtar. Efeknya, Susi kerap menang jika berperkara di MK.’’Itu yang dipikir keluarga ini (Wawan) kalau dia dekat dengan MK,’’ kata Adnan.

Namun, belum ada kejelasan apa kaitan Wawan dengan Amir Hamzah – Kasmin serta Susi dan Akil. Termasuk apakah Wawan menjadi tim sukses Amir dan Kasmin. Adnan juga belum bisa menjelaskan apakah Amir Hamzah sebenarnya meminjam uang agar memenangi sengketa di MK.

’’Itu bagian dari materi, saya cek dulu. Saya juga harus ketemu Susi dulu karena dia orang yang dekat dengan MK,’’  tuturnya. Yang jelas, kliennya mengaku diminta. Nah, darimana asal uang Rp 1 miliar juga belum diketahui Adnan. Termasuk kebenaran kabar bahwa Atut dibalik semua itu. (dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suswono Belum Bisa Pastikan Bunda Putri Istri Pejabat Kementan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler