jpnn.com, MEDAN - Pembangunan gelanggang olahraga (GOR) basket di Jalan Pancing, Kota Medan yang sempat terhenti berpeluang dilanjutkan.
Sinyal itu muncul setelah Inspektorat Kemenpora berniat mengaduit pembangunan GOR dalam waktu dekat.
BACA JUGA: Perbasi Berharap Pembangunan GOR Basket Medan Dilanjutkan
Inspektur Inspektorat Kemenpora Purwoko Prihtjahjono mengatakan, audit dilakukan karena ada permintaan dari internal.
"Karena memang begitu mekanismenya kalau sudah lewat waktu. Perlu klarifikasi dari Inspektorat mengenai sejauh mana proses yang dilakuan di lapangan. Untuk memastikan itu saja," kata Purwoko saat ditemui usai mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di halaman Kemenpora Jakarta, Kamis (17/8).
Sesuai kontrak, kontraktor yang melaksanakan pengerjaan proyek senilai Rp 2,3 miliar ini diberi batas waktu sampai 30 Desember 2016 untuk merampungkan bangunan.
Namun, sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan, pihak kontraktor tidak bisa memenuhi target waktu.
Kemenpora telah menyampaikan teguran kepada pihak kontraktor terkait tidak tercapainya target waktu pembangunan GOR.
Belakangan pihak kontraktor meminta adendum atau perpanjangan kontrak. Permintaan tersebut diterima oleh Kemenpora namun dengan syarat pihak kontraktor harus menyerahkan garansi bank.
Sampai dengan batas waktu yang disepakati, pihak kontraktor tidak dapat memenuhi persyaratan untuk menyerahkan bank garansi.
Alhasil, Kemenpora akhirnya memutuskan menghentikan pembangunan GOR. Padahal proses pembangunan telah mencapai 90 persen.
"Audit akan dilakukan dalam waktu dekat. Mungkin paling lambat dua minggu lagi sekitar akhir Agustus," imbuhnya.
Dia menambahkan, mekanisme audit akan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang ada dari unit terkait.
"Kami pelajari. Jadi nanti setelah kami pelajari, kami dalami kemudian kami cek di lapangan. Karena itu, Inspektorat akan menerjunkan tim audit ke Medan," ungkapnya.
Apakah masih memungkinkan memasukkan proyek GOR ke dalam APBN-P?
"Kalau penganggarannya kami belum tahu. Kami belum cek juga salah satu apakah anggarannya itu sudah ada atau belum. Kalau sesuai ketentuan Kementerian Keuangan mengenai revisi anggaran memang diperlukan audit atau verifikasi dari Inspektorat," tutur Purwoko.
"Tergantung nilainya. Kalau nilainya di atas Rp 2 miliar, verifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tetapi kalau di bawah Rp 2 miliar cukup dari Inspektorat," imbuhnya.
Nantinya, hasil verifikasi dijadikan salah satu dokumen pendukung untuk mengajukan revisi anggaran.
Hasil audit itu bisa digunakan untuk meyakinkan nilai yang harus dibayarkan.
"Nanti, Kemenkeu melihat sejauh mana kecepatannya. Namun, kam kan sudah terlalu sering revisi anggaran di 2017," beber Purwoko.
Dia menambahkan, audit dilakukan untuk memastikan nilai yang sudah ada. Melalui proses audit Inspektorat akan menilai item-item yang masih kurang.
"Kami susun lagi berapa kurangnya yang kemarin. Siapa tahu sekarang ada kebutuhan yang lain lagi. Misalnya perlengkapan furnitur dan perlengkapan lainnya. Itu bisa didalami untuk proyek baru. Tetapi sekarang kami selesaikan yang lama dulu," kata Purwoko.
Cepat atau lambatnya proses audit sangat brrgantung kepada kelengkapan data. Jika data yang disiapkan kontraktor lengkap, audit akan berlangsung cepat.
"Paling seminggu-dua minggu. Mudah-mudahan lengkap data yang telah dijanjikan kontraktor dari reakanan. Seluruh item pekerjaan kami cek untuk menentukan seberapa jauh prosesnya sudah dilaksanakan," ujar Purwoko.
Terpisah, Sekretaris Umum Pengprov Perbasi Sumut Darsen Song merespons positif rencana Inspektorat Kemenpora untuk mengaudit pembangunan GOR.
Dia berharap penganggaran proyek GOR dapat dimasukkan ke dalam APBN-P (perubahan).
"Insan basket sangat mengidam-idamkan pembangunan GOR basket Medan dapat masuk dalam APBN-P agar pembangunannya dapat cepat rampung. Sayang kan, karena kurang lebih sudah enam bulan bangunan GOR terbengkalai," kata Darsen. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil