jpnn.com - Meski kondisi badan belum fit lantaran usai melahirkan, Kurotul Aulia tetap semangat mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) tes CPNS 2018.
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
BACA JUGA: Honorer K2 Jambi Dipastikan Tak Perlu Pakai SKB
SIANG itu hampir semua mata tertuju ke hadirnya ambulans milik Rumah Sakit Ibu dan Anak TRESNA. Kendaraan itu merayap pelan menyusuri jalanan di kompleks Makorem 162 Wira Bhakti, Kota Mataram, NTB.
Ketika kendaraan menikung dan berhenti di depan aula Makorem, beberapa orang berlari mendekat. Mereka hendak membantu seseorang ke luar dari dalam mobil. Tapi urung dilakukan. Rupanya orang itu, masih lebih memilih diam di dalam.
BACA JUGA: Hari 1.030 Peserta CPNS Berebut Peluang di Tes SKB
Kurotul Aulia, masih terlihat sangat lemah. Dua orang perawat dengan setia menjaga dan melihat kondisi bagian vitalnya. Walau begitu, wanita tangguh itu masih sempat menebar senyum. Setidaknya menyapa awak media yang ngoyo ingin tahu kondisinya.
“Alhamdulillah, lumayan siap,” kata Aulia, takzim.
BACA JUGA: SKB Tes CPNS 2018 Diikuti 443 Peserta
Aulia baru saja melahirkan bayi laki-laki yang gagah pada, hari Selasa dini hari. Ketika pada hari yang sama, ia harus ikut SKB tes CPNS formasi yang ia lamar.
Ia sebenarnya sudah berupaya jauh-jauh hari menghindari agar kelahiran buah hatinya bukan saat ia SKB. Tapi takdir berkata lain. Si jabang bayi harus melihat dunia, justru saat ia harus melewati hari itu dengan penuh konsentrasi.
“Semoga (saya lulus dan) ini jadi rezeki anak saya,” harapnya sembari mengulum senyum dengan wajah masih pucat.
Aulia tidak banyak bergerak. Tubuhnya beku di atas sofa mobil. Beberapa peralatan medis seperti oksigen telah disiapkan di dalam mobil ambulan. Takut-takut kondisi ia, turun drastis di tengah perjuangan kerasnya meraih pekerjaan impiannya.
Perjuangan Aulia memang tidak mudah. Ia sudah harus berjuang setengah mati di dini hari yang sunyi. Melawan maut hingga antara hidup dan mati. Demi kelahiran normal si buah hati. Usaha kerasnya pun membuahkan hasil.
“Saya melahirkan sekitar pukul 02.25 dini hari tadi,” ujarnya.
Rasa sakit yang ia rasakan usai melahirkan berupaya ia imbangi dengan memperbanyak syukur. Diam-diam ada rasa haru dan bangga menyelinap dalam hatinya dengan kehadiran sang buah hati di alam nyata.
Tapi pikirannya tidak lama bisa tenang karena sudah lebih dulu dibekap bayangan keesokan harinya harus ikut SKB.
“Paginya saya sempat merasa pusing dan hampir pingsan, saya sempat ragu apa bisa ikut tes atau tidak,” ujarnya lembut dan pelan.
Tetapi dokter dan perawat yang menangani kelahirannya, justru memberi Aulia lipatan tenaga dan motivasi. Mereka ikut senang bahkan meyakinkan Aulia pasti bisa ikut SKB CPNS.
“Mereka ikut senang dan memotivasi saya pasti bisa,” tuturnya.
Ia dianjurkan banyak makan dan istirahat untuk memulihkan kondisi badannya. Tapi waktu yang tersedia tak begitu panjang. Di atas kertas ia punya waktu sekita 12 jam menuju jadwal ia seleksi.
“Kebetulan juga saya dapat sesi terakhir yakni sesi ke-4,” kisahnya.
Sesi ke-4 berlangsung pada sekitar pukul 3 sore hari. Tapi walau ada waktu 12 jam untuk recovery tetap saja jadi waktu yang sangat pendek bagi ibu yang baru melahirkan dan anak pertamanya.
“Iya ini anak pertama saya, cowok,” tekannya.
Aulia salah satu dari sedikit perserta yang berhasil lolos Seleksi Kompetensi Bidang (SKD) dengan melampaui passing grade. Ketika ikut SKD ia mengaku sempat ragu. Hasil belajarnya sempat buyar karena kondisinya sudah hamil tua saat SKD.
“Tapi alhamdulillah saya bisa lulus passing grade, bukan dari perankingan. Itu yang saya syukuri,” ungkapnya.
Ia sempat sangat berharap jadwal kelahirannya dengan tes tidak akan bersamaan. Tapi apa yang ia khwatirkan justru itu yang terjadi. Ia pun mencoba melihat sisi positifnya. Setidaknya ia dapat karunia anak dan kesempatan untuk jadi PNS di Kota Mataram.
“Saya juga pasrah lillahita’ala sembari memohon perlindunganNya,” ujarnya.
Aulia mengambil formasi Analis Laporan Keuangan di Badan Keuangan Daerah Kota Mataram. Tentu ini bidang yang tidak mudah. Karenannya sembari menunggu masa kelahiran anaknya ia mengakui sempat buka-buka buku dan belajar.
“Iya gak mungkin (belajar sambil ngeden),” celetuknya lalu tertawa kecil.
Demi masa depan buah hatinya untuk sementara bayi ia tinggalkan bersama mbah-nya di rumah.
Aulia tengah berusaha sebaik-baiknya menjadi seorang ibu bagi putranya. Ia tidak hanya telah berjuang menjadi wadah bagi anaknya sampai siap lahir ke muka bumi. Tetapi memberi contoh bagi banyak ibu yang lain, bagaimana berjuang sekuat-kuatnya demi merintis rizki untuk anaknya yang lebih baik. “Mohon doanya semoga saya lulus,” pintanya takzim. (*/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Terbaru terkait Pelaksanaan SKB Tes CPNS 2018
Redaktur & Reporter : Soetomo