Australia akan ikut serta dan mengambil peran utama dalam riset internasional untuk mencegah berkurangnya populasi lebah madu. Di sejumlah negara jumlah lebah madu telah turun drastis.
Lebih dari setahun yang lalu, para peneliti Australia mulai mengawasi lebah menggunakan sensor kecil, untuk melihat bagaimana mereka berperilaku dalam kondisi iklim yang berbeda dan bagaimana mereka menanggapi situasi yang tertekan, seperti pestisida.
Penelitian tersebut telah menarik perhatian dari seluruh dunia. Sekarang para ilmuwan Australia akan bekerja sama dengan sejumlah peneliti internasional untuk berbagi pengetahuan untuk mengetahui apa yang merugikan lebah dan bagaimana mereka dapat dilindungi dengan lebih baik.
Profesor Paulo de Souza, dari CSIRO, mengatakan polusi udara, pencemaran air, bahan kimia, cuaca ekstrim, hama, patogen, dan parasit seperti kutu jenis Varroa mempengaruhi kesehatan lebah di seluruh dunia. Tapi hal ini juga dipengaruhi oleh diet lebah, serbuk sari yang dimodifikasi secara genetik, atau salah dalam mengurus lebah.
BACA JUGA: Masih Jomblo, Wombat Ini Akhirnya Gabung Aplikasi Pencari Jodoh
Peneliti dari CSIRO dan University of Tasmania telah memantau perilaku lebah dan kini akan melakukan hal yang sama di negara lain. Foto: CSIRO.
"Ini adalah gambaran yang sangat kompleks yang perlu kita pahami jika kita ingin tahu mengapa populasi lebah menurun, atau mengapa sarang lebah di seluruh 'menghilang'," katanya.
"Para ilmuwan berusaha untuk memberikan jawaban atas pertanyaan itu," ujar Profesor de Souza. "Kita bisa melihat dampak dari satu atau faktor lainnya, tapi melihat semua kombinasi dari faktor tersebut akan mempersulit kelompok peneliti untuk menjawabnya."
"Menempatkan semua ilmuwan bekerja bersama-sama dalam sebuah inisiatif global adalah cara kami berkolaborasi, menggunakan teknologi yang sama, protokol eksperimental yang sama. Kita berbagi data dengan menggunakan format yang sama dan berharap pengetahuan dapat dikembangkan dalam memahami lebih baik apa yang menyebabkan berkurangnya populasi lebah madu, sebelum terlambat, "kata Profesor de Souza.
Di beberapa bagian dunia lainnya, jumlah lebah telah mencapai titik kritis. Hal ini karena dampak dari tungau jenis Varroa dan kelainan yang dinamakan 'Colony Collapse Disorder'.
"Di beberapa tempat seperti China, tidak ada lebah untuk membantu proses penyerbukan tanaman, kini orang-orang sekitar untuk melakukan pekerjaan lebah tapi mereka tidak melakukan pekerjaan seefisien lebah," tambah Profesor de Souza.
"Jika kita melihat sesuatu seperti itu terjadi, misalnya, di Australia, Anda akan melihat harga untuk produk, seperti mengalami kenaikan pesat."
Tapi, Profesor de Souza berharap penelitian global yang akan dilakukannya dapat memberikan jawaban bagaimana berbagai faktor mempengaruhi kesehatan lebah.
BACA JUGA: Pengelola Kartu Angkutan Umum di Melbourne Rugi Rp 42 Miliar
BACA JUGA: Hotel di Selat Torres Rugi Karena Rombongan PM Abbott Batalkan Pemesanan Kamar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuduhan Terorisme di Hari Anzac Terhadap Remaja Melbourne Dibatalkan