Kantor perwakilan dagang Australia Barat di Indonesia akan tetap dibuka, meski Pemerintah Negara Bagian setempat sempat menghembaskan wacana penutupan, pada tahun lalu.
Menteri Utama Australia Barat, Colin Barnett, berada di bawah tekanan jajarannya sendiri untuk tetap mempertahankan kantor di Jakarta tersebut.
BACA JUGA: Ulang Tahun ke-49, Buaya Ini Dapat Kado Bangkai Domba
Delegasi tingkat tinggi, termasuk anggota parlemen, sempat terbang ke Indonesia, pada awal November, untuk meyakinkan pemerintah Australia Barat agar membatalkan keputusan mereka.
BACA JUGA: Serang Gadis 11 Tahun, Anjing Liar Ini Dibunuh
Delegasi itu berpendapat, Indonesia adalah salah satu mitra perdagangan terpenting Australia Barat, dengan nilai ekspor ke negara khatulistiwa ini senilai lebih dari 1,5 milyar dolar, pada tahun keuangan terakhir.
Sementara nilai perdagangan dua arah dari keduanya mencapa 3,9 milyar dolar.
BACA JUGA: Perenang Pantai Bondi Sempat Dievakuasi Setelah Terlihat Hiu
Indonesia adalah pelanggan terbesar ternak hidup dan gandum dari Australia Barat, dan banyak pihak dalam komunitas bisnis di negara bagian ini percaya, ada pula peluang kerjasama di bidang pendidikan, kesehatan dan keuangan.
Kini, Menteri Utama Colin telah merilis sebuah pernyataan yang menyebut bahwa pemerintahannya akan tetap membuka kantor dagang tersebut, dan bahkan meningkatkan perwakilannya di Indonesia dengan memasukkan direktur regional, serta staf pariwisata dan pertanian.
"Kami telah mendengar masukan dari industri dan para pelaku bisnis yang telah meminta bantuan lebih banyak di pasar Indonesia," kata Colin dalam sebuah pernyataan.
"Ekspor Australia Barat ke Indonesia tercatat sebesar 1,6 milyar dolar pada periode 2013-14, namun belum ada pertumbuhan nilai ekspor selain dari gandum dan minyak mentah selama periode 2003-2013,” sebutnya.
Tertulis pula dalam pernyataan itu, "Australia Barat harus mengembangkan dan melakukan diversifikasi hubungan ekonomi dengan dengan mitra dagang terdekatnya."
Australia Barat membuka kantor perwakilan dagang pertama di Surabaya, pada tahun 1992.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar Liputan Media Dari Australia