Terumbu karang di pesisir Australia Barat terancam mengalami kerusakan paling parah akibat event pemutihan terumbu karang massa yang akan terjadi tahun ini dibandingkan kawasan lain di Australia.Pada bulan Oktober, Satelit Administrasi Atmosfir Kelautan Nasional (NOAA) milik AS memperkirakan event pemutihan massal terumbu karang global ketiga akan terjadi pada tahun ini. Prakiraan terbaru dari NOAA memperingatkan 60 persen terumbu karang Australia kemungkinan akan terdampak paling parah pada bulan April mendatang, sementara terumbu karang di Great Barrier Reef hanya akan mengalami pemutihan tingkat menengah saja. Ilmuwan kelautan dari CSIRO mengatakan potensi pemutihan di Great Barrier Reef sangat memprihatinkan, tapi tidak spearah di Australia Barat. Christopher Doropoulos, ilmuwan kelautan dan fellow Post-doctoral di CSIRO, dan timnya baru-baru ini mensurvey berbagai terumbu karang di Australia Barat, dia mengatakan mereka terkejut mendapati tingkat kerusakan yang mereka saksikan. Ada banyak terumbu karang dengan sedikit sekali bintang laut,” kata Dr Doropulos. "Banyak dari terumbu karang itu masih berusaha untuk pulih dari event pemutihan terumbu karang yang terjadi pada tahun 2011 dan 2013,” "Jumlah dari terumbu karang hidup masih sangat sedikit dan jumlah terumbu karang yang mati masih tertutup oleh beragam jenis ganggang yang cukup banyak jumlahnya.” "Didekat terumbu karang itu juga masih banyak terdapat gangguan, karena kita lihat masih banyak tutupan terumbu karang hidup yang mati baru-baru ini dan ditutupi oleh pasir dan sedimen,” "Dan banyk juga ditutupi microalgae yang tumbuh diterumbu karang yang mati tersebut,” Jika pemutihan terumbu karang sebagaimana diprediksi benar terjadi maka ini akan menjadi event pemutihan massa terumbu karang di dunia ketiga kalinya yang pernah tercatat. Pemutihan pertama terjadi tahun 1998, kedua pada 2002. Ilmuwan memprediksikan pemutihan massal terumbu karang di dunia dan akan merusak sekitar 38 persen terumbu karang di dunia. Pemutihan terumbu karang utamanya disebabkan karena naiknya temperatur laut. Dibeberapa wilayah di Okinawa, Palau dan Australia kehilangan sebagian besar dari terumbu karang mereka pada event pemutihan massal yang lalu. Professor dari James Cook University, Professor Terry Hughes, Direktur Pusat Kajian Terumbu Karang ARC Centre mengatakan naiknya temperature atau suhu air laut, dikombinasi dengan pola cuaca El Nino tahun ini, sangat tidak membantu. "Dalam 50 tahun terakhir pemutihan terumbu karang massal ini diprediksi akan menjadi semakin sering terjadi dan dampaknya semakin buruk,” kata Professor Hughes. "Dua event pemutihan terumbu karang pertama kami menyaksikan tak kurang dari 10 persen terumbu karang yang mati di Great Barrier Reef. "Jadi ini kejadian alam yang sangat signifikan dampaknya,”
BACA JUGA: Tim Ekspedisi Australia Temukan Artefak Berusia 100 Tahun Di Antartika
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Anggota Parlemen Australia dari Partai Pemerintah Tolak Pernikahan Gay