Bank sentral Reserve Bank of Australia (RBA) telah menaikkan suku bunga sebesar 0,5 persen, menjadi 1,35 persen.

Ini merupakan kenaikan suku bunga yang ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir di Australia.

BACA JUGA: Ancaman Inflasi Makin Menguat, Kamrussamad Desak BI Mengevaluasi Suku Bunga

Kami merangkum bagaimana ini bisa terjadi dan apa artinya bagi warga Australia. Mengapa suku bunga dinaikkan?

RBA menaikkan suku bunga dalam upaya memperlambat – tetapi tidak menghentikan – pengeluaran rumah tangga, sehingga diharapkan memperlambat tingkat inflasi.

BACA JUGA: Kematian Akibat COVID di Australia Mencapai 10 Ribu, di Indonesia 156.745

Logikanya adalah, jika lebih banyak orang semakin enggan membelanjakan uang, permintaan barang dan jasa menjadi lebih sedikit, dan harga menjadi turun.

Penting juga untuk diingat bahwa suku bunga juga sempat diturunkan ke angka terendah untuk melindungi perekonomian negeri dari dampak pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini

Umumnya, suku bunga ini memang akan selalu naik. Mengapa dilakukan kemarin?

Hari Selasa merupakan prosedur standar waktu rapat pengelola RBA.

Di hari Selasa pertama setiap bulannya (kecuali Januari), RBA bertemu untuk memutuskan apakah nilai mata uang tunai perlu diubah. Apakah kenaikan ini sudah diprediksi?

Sudah.

Ekonom memperkirakan kenaikan 0,5 persen pada suku bunga didukung oleh kenaikan dengan jumlah yang sama bulan lalu.

Bulan sebelumnya, suku bunga meningkat sebesar 0,25 persen. Seberapa tinggi suku bunga bisa naik?

Bulan lalu, Direktur Reserve Bank Philip Lowe memperingatkan bahwa suku bunga bisa naik hingga 2,5 persen, tetapi tidak menegaskan kapan itu akan terjadi.

Ini yang dikatakannya Selasa kemarin (05/07):

"Dewan [RBA] berharap untuk mengambil langkah selanjutnya dalam menormalisasi kondisi moneter di Australia beberapa bulan ke depan.

"Jumlah dan waktu kenaikan suku bunga di masa depan akan dipandu oleh data yang masuk, penilaian dewan tentang prospek inflasi, serta pasar tenaga kerja."

Menyusul pengumuman hari Selasa (05/07), reporter keuangan ABC Alicia Barry mengatakan ada kemungkinan RBA mencoba untuk "menumpuk" kenaikan tarif "di awal".

Inilah mengapa kenaikan suku bunga sebesar 0,5 persen terus terjadi dan di masa depan kenaikannya bisa turun ke angka 0,25 persen.

Ini kata Alicia Barry:

"Tingginya nilai suku bunga akan berdampak pada seberapa baik kondisi ekonomi negara dan apakah kita mulai berbicara tentang 'R' ... atau resesi."

  Apakah Australia akan mengalami resesi?

Editor bisnis ABC Ian Verrender mengatakan ada kemungkinan besar Australia akan masuk ke dalam resesi, tetapi sulit untuk mengatakan kapan:

"Resesi adalah kemungkinan karena setiap kali bank sentral di seluruh dunia mencoba mengerem inflasi, sebagian besar akan berakhir dengan resesi." Siapa yang akan paling terpukul oleh kenaikan ini?

Ian mengatakan kemungkinan besar adalah anak muda, khususnya mereka yang baru pertama kali membeli rumah:

"Pembeli rumah pertama yang baru memulai prosesnya tahun lalu adalah orang-orang yang … melihat banyak kecemasan di masa depan.

"Meski banyak dari mereka membeli rumah dengan suku bunga tetap dan mungkin tidak akan berubah hingga satu atau dua tahun lagi, mereka tetap akan menyaksikan kenaikan harga yang tinggi dalam pembayaran mereka di saat suku bunga tetap itu turun.

"Semakin muda Anda, dan semakin baru Anda masuk ke pasar perumahan, semakin parah rasa sakitnya." Apakah ini akan berdampak pada orang yang tidak memiliki hipotek?

Ya.

Ini kata reporter bisnis ABC Gareth Hutchens:

"Ketika nilai uang tunai meningkat, hal ini mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, bahkan jika Anda tidak memiliki hipotek.

"Apakah Anda memiliki pinjaman pribadi atau pinjaman mobil dengan suku bunga yang beragam? Jika Anda memilikinya, pemberi pinjaman Anda dapat memilih untuk menaikkan suku bunga pinjaman tersebut sedikit demi sedikit.

"Atau, jika Anda memiliki rekening tabungan, tingkat bunga tabungan Anda bisa meningkat, yang merupakan kabar baik bagi Anda.

"Suku bunga kartu kredit biasanya tidak terdampak langsung perubahan suku bunga nasional, tetapi memang sudah sangat tinggi, terlepas dari apa yang terjadi pada suku bunga nasional." Apakah angka inflasi juga akan naik?

Semua tanda menunjukkan: ya.

Akhir bulan lalu, Dr Phillip memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya sekitar 7 persen pada kuartal terakhir tahun ini.

Namun, inflasi diperkirakan akan turun menuju kisaran target antara 2 dan 3 persen tahun depan, kata Dr Phillip Selasa kemarin (06/07).

Saat ini, tingkat inflasi berada di 5,1 persen – tetapi itu hanya selama 12 bulan terakhir hingga kuartal Maret 2022.

Kita tidak mendengar tentang kuartal Juni hingga 27 Juli.

Tingkat inflasi dihitung oleh Biro Statistik Australia dan didasarkan pada harga sekeranjang barang standar di 11 kategori, seperti makanan dan minuman non-alkohol, perumahan dan transportasi.

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Nyaris Rp 15 Ribu per USD, Waspadai Kondisi Ekonomi Nasional

Berita Terkait