jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 25 poin di level Rp 14.971 pada perdagangan sore ini.
Adapun pelemahan tersebut dipicu reaksi negatif pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Terus, Pemerintah Diminta Pasang Kuda-Kuda
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pelemahan rupiah tidak langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi tetapi faktor-faktor yang mendorong pelemahan.
Menurutnya, aliran modal akan terhenti, bahkan sebagian keluar dan terjadi pengetatan likuiditas di pasar global.
BACA JUGA: Makin Mendekati Angka Psikologis Rp 15 Ribu per USD, Rupiah Hari Ini Melorot Lagi
Akibatnya, kondisi ini akan mengundang respons kenaikan suku bunga juga di dalam negeri, likuiditas di domestik juga akan ketat, suku bunga kredit naik, investasi dan konsumsi tertahan.
"Hal itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi juga akan," ujar Piter, Senin (4/7).
BACA JUGA: Aipda Rohimah, dari Bismillah menjadi Alhamdulillah dengan Koin Rupiah
Selain itu, perekonomian Indonesia juga dalam masa pemulihan ekonomi di tengah meredanya pandemi sehingga akan ada tarik menarik.
"Ada yang mendorong kenaikan pertumbuhan, ada yang menahan. Namun, kenaikan suku bunga itu sifatnya menahan pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Selanjutnya, ekonomi Amerika Serikat juga berpotensi mengalami resesi sejalan dengan kekhawatiran akan lonjakan inflasi yang terjadi di sepanjang tahun.
Potensi resesi menguat usai Federal Reserve AS menaikkan suku bunga 75 basis poin untuk menekan lonjakan inflasi.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari