Pemerintah Australia dilaporkan sedsang mempertimbangkan usulan agar para migran baru yang datang ke Australia harus tinggal di kawasan regional atau pedesaan selama masa waktu tertentu.
Dalam reaksinya kelompok pendukung migran mengatakan ini akan merupakan tindakan tidak adil memaksa para migran yang baru datang untuk tinggal di kawasan regional.
BACA JUGA: Pendukung Sepakbola Diperingatkan Tidak Berbuat Onar di Piala Dunia Rusia
Pemerintah belum lagi membuat keputusan akhir, dan dalam penjelasannya hari Selasa (15/5/2018) mengatakan sedang mencari upaya untuk memberikan insentif kepada para migran agar mereka mau tetap berada di kawasan regional.
Namun Menteri Muda Untuk Keluarga David Gillespie mengatakan adalah hal yang 'mengecewakan' dan 'kontra produktif' bagi perusahaan regional yang menjadi sponsor bagi para migran, dan kemudian para migran tersebut pindah ke kota-kota besar seperti Sydney atau Melbourne untuk menetap.
BACA JUGA: Teror Bom Oleh Keluarga Berpotensi Menjadi Tren Mengkhawatirkan
Direktur Eksekutif sebuah lembaga bernama Welcome Australia Mohammad Al Khafaji mengatakan kelompok pendukung migran masih ingin melihat dengan rinci usulan pemerintah, namun 'secara keseluruhan' membatasi pergerakan orang bukanlah solusi ketika mereka menerima migran baru.
"Debat harus beralih dari alasan mengapa migran tidak betah tinggal di kawasan regiional dan kita harus melihat masalah secara keseluruhan. Mengapa secara umum warga tidak mau tinggal di kota regional?. katanya.
BACA JUGA: Roni Faisal Polisi Penyelamat Anak Pelaku Bom Bunuh Diri
"Jawabannya adalah karena tidak ada investasi di bidang kesehatan dan pendidikan."
"Kita tidak bisa memaksa orang untuk tinggal di satu tempat. Bagaimana kalau migran menikah dan mereka tidak pindah ke kota besar karena ada pembatasan bagi visa mereka."
Al Khafaji mengatakan pembatasan akan mempersulit kehidupan para migran yang baru datang.
"Ini bukanlah sikap kita sebagai orang Australia. Apa yang terjadi bila mereka tidak bisa menetap karena majikan yang mensponsori mereka melanggar hak mereka sebagai pekerja?.
"Yang harus kita lakukan bukanlah menghukum, namun menawarkan insentif bagi siapa saja - bukan migran saja - untuk mau pindah ke kawasan regional." Photo: Migran yang mulai dengan pekerjaan dengan ketrampilan rendah, kadang ingin meningkatkan ketrampilan mereka kata Dr David Radford.
Pengajar Ilmu Sosiologi University of South Australia David Radford yang terjadi sekarang ini adalah 'tidak sinkronnya kebijakan dengan kenyataan di lapangan.'
"Dalam usaha agar para migran betah tinggal di kawasan regional, mereka harus merasa jadi bagian dari kehidupan di sana." kata Dr Radford.
"Adanya kebijakan yang mengharuskan mereka tinggal di daerah pedesaan, tidak akan menjamin mereka akan tinggal di sana, atau akan ada pemukiman yang permanen."
"Sebagai contoh di Queensland, ada kota yang sengaja dibuat untuk menerima migran baru, namun tidak ada pengaturan lain untuk menerima mereka."
"Ketika masyarakatnya siap menerima, maka ada kecocokan antara kebijakan dengan kenyataan di lapangan."
Australia sudah mengalokasikan beberapa jenis visa yang menawarkan kepada migran baru untuk bekerja di kawasan regiional, namun hal itu tidak bersifat paksaan.
Diantara pekerjaan yang ditawarkan adalah pekerjaan yang berketerampilan rendah seperti pemetik buah dimana warga setempat sering kali tidak tertarik untuk melakukannya.
Tetapi Dr Radford mengatakan meski beberapa migran datang ke Australia dan mulai bekerja di pekerjaan yang berketrampilan rendah, mereka juga mungkin punya aspirasi untuk pindah atau meningkatkan ketrampilan, atau ingin agar anak-anak mereka mengenyam pendidikan di universitas di kota.Migran ingin pekerjaan yang berbeda
Kurangnya lapangan pekerjaan dan insentif menjadi pengalaman bagi banyak migran di kawasan Riverland di South Australia, kata ketua Forum Multikultur Riverland Peter Piros.
Kawasan Riverland ini menjadi destinasi utama bagi para pekerja musiman di bidang pertanian, namun Piros mengatakan para migran banyak yang berpindah dari kawasan tersebut ke kota-kota lebih besar.
"Jumlah pekerjaan semakin berkurang. Banyak orang yang datang untuk mencari pekerjaan mengalami kesulitan."
"Mereka mengeluh tidak mendapat bayaran cukup, pekerjaannya berat, jadi jelas sekali ketika orang menemukan kesempatan lain, mereka akan menemukan tempat yang lebih baik untuk hidup."
Piros mengatakan bahwa saat ini tidak ada insentif bagi para migran untuk mau bertahan di kawasan regional.
"Saya kira ini bukan kondisi yang fair bagi migran, mereka harus bisa hidup dimana mereka merasa nyaman." katanya.
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marsupialia Australia Terancam Punah Karena Kebanyakan Seks