Australia akan membuka tambahan hingga mencapai ribuan warga Indonesia yang dapat bekerja sambil berlibur, lewat program working holiday visa atau WHV. Program Working Holiday VisaKesempatan bagi pemuda Indonesia usia 18-30 tahun untuk bisa berlibur sambil bekerja di AustraliaSkor IELTS minimal 4,5Memiliki keterangan dari bank memilki dana minimal AU$ 5000, yang boleh juga rekening atas nama orang tuaJika ingin kerja dua tahun, perlu setidaknya 3 bulan bekerja di kawasan pedalaman atau pekerjaan tertentuDapatkan informasi selengkapnya di situs resmi WHV dan waspada dengan tawaran yang menjanjikan dapat membantu
BACA JUGA: Pria Adelaide Pendukung Serangan Teror Christchurch Tetap Dilarang Akses Internet
Hal ini terungkap saat pemerintah Australia mengumumkan RAPBN 2019 hari Selasa malam (2/04/2019), yang banyak ditunggu warga karena menyangkut dompet mereka.
"Pemerintah Australia akan meningkatkan kuota tahunan untuk Working and Holiday visa (subclass 462) bagi warga Indonesia dari 2.500 menjadi 5.000 dalam periode enam tahun," seperti yang ditulis dalam anggaran dan kini sudah tersedia online.
BACA JUGA: Pengumuman RAPBN Australia Selalu Ditunggu Karena Menyangkut Dompet Warga
Sebelum ini kuota bagi WNI untuk visa WHV adalah seribu orang, dan kuota ini dalam beberapa tahun terakhir dengan cepat terisi.
Artinya kuota akan menjadi 2.500 orang di tahun 2019 - 2020 dan ditambah 500 orang per tahunnya, hingga mencapai 5.000 orang di tahun keuangan 2024-2025.
BACA JUGA: Kesempatan Bagi Anda Untuk Menjadi Perawat Lansia di Australia
Ini adalah bagian dari perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara yang ditandatangani awal Maret lalu.
Disebutkan pula dengan perhitungan ini pemerintah Australia memperkirakan lewat program Working Holiday Visa tersebut akan mendapat pemasukan $AUD 40,4 juta (sekitar Rp 400 miliar). Photo: Rendy dan supervisornya saat bekerja di pabrik daging Warnambool, Victoria (Foto: Koleksi pribadi)
ABC Indonesia telah berbicara kepada sejumlah pekerja Indonesia yang saat ini memiliki WHV visa dan mereka menyambut baik penambahan kuota ini, karena akan semakin membuka kesempatan luas bagi pemuda Indonesia.
"Saya senang mendengarnya, persyaratan juga sudah baik karena pemerintah Australia tahu kapasitas kita," ujar Rendy Anugerah asal Makassar.
Rendy kini sedang tinggal di negara bagian New South Wales dan bekerja di bagian pengemasan di sebuah pabrik pengolahan daging.
Banyak pula diantara mereka yang sudah menyelesaikan program WHV ingin mencoba tinggal lebih lama di Australia dengan mengikuti program WHV lanjutan di tahun kedua.
Salah satu syaratnya adalah bekerja di kawasan pedalaman, Kawasan Australia Utara, atau di sektor tertentu seperti pertanian dan perkebunan.
Melinda Agustina, misalnya, gadis asal Bekasi yang sempat bekerja di perkebunan di negara bagian Queensland, sebelum akhirnya pindah bekerja di pabrik kosmetik.
Ia mengaku butuh usaha lebih keras agar bisa bekerja dan tinggal lebih lama di Australia, dan menurutnya para peserta WHV harus memiliki mental yang siap berjuang dan menjalin banyak pertemanan.
"Cari banyak teman dan kenalan untuk informasi, ini yang paling utama: networking," ujarnya kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia. Photo: Melinda Agustina asal Bekasi kini sedang mengikuti tahun kedua dari program Working Holiday di Australia (Foto: Koleksi pribadi)
Tapi tidak semua pemuda Indonesia bekerja di sektor yang populer seperti di sektor pelayanan atau perkebunan, yang disebut para peserta WHV sebagai "sektor paling kompetitif".
Ada pula yang bekerja di pabrik pengolahan daging, dengan pekerjaan memisahkan potongan daging, membersihkan lemak atau pengemasan.
Upah mereka pun tergolong tinggi bisa mencapai lebih dari AU$ 25, atau lebih dari Rp 250 ribu per jam dan bahkan pernah ada yang menabung lebih dari AU$ 3.000, atau lebih dari Rp 30 juta sebulan.
Tapi tentu saja pekerjaan di pabrik pengolahan daging sangat melelahkan karena banyak menggunakan tenaga fisik.
"Karena pakai pisau, sebulan pertama jari-jari saya sakit sekali karena belum terbiasa dan masih salah posisi dalam menggunakan pisau," ujar Vita Nur Khasanah, asal Rembang, Jawa Tengah, yang kini bekerja di sebiah pabrik daging di Queensland.
Program Working Holiday Visa (WHV) di Australia memberikan kesempatan bagi mereka yang berusia di bawah 30 tahun untuk bekerja sambil berlibur di Australia dan syarat selengkapnya bisa dibaca disini.
Berita seputar tinggal dan bekerja di Australia bisa Anda dapatkan hanya di ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Bom Bali Ajarkan Golf Untuk Difabel