Kondolidasi internal antara lain memantabkan tim sukses setelah masing-masing kandidat mendapatkan pasangan. Jeirry Sumampow juga yakin, masing-masing pasangan saat ini sedang melakukan survei guna mengetahui dimana basis dukungan mereka dan dimana basis dukungan lawan-lawannya.
"Karena setelah berpasang-pasangan, bahkan muncul kandidat yang tidak diprediksi sebelumnya, maka basis dukungan sulit terbaca. Saat ini mereka melakukan survei untuk memgetahui peta dukungan," ujar Jeirry kepada JPNN di Jakarta, kemarin (5/12).
Hasil survei itu, lanjut dia, nantinya dijadikan pijakan bagaimana timses harus bergerak dan dimana saja calon pemilih harus digarap. "Karena itu, saat ini masih adem-adem saja," ujar pria asal Manado itu.
Terlebih lagi, saat ini suasana psikologis masyarakat Sumut sedang menyiapkan Natal dan Tahun Baru 2013. Para calon tidak akan mau gegabah membuat manuver saat ini, karena bisa blunder, malah tidak mendapat simpati masyarakat.
Jeirry memprediksi, situasi panas, yang diwarnai dengan black campaign, baru akan mulai awal tahun depan. Dia memperkirakan, black campaign yang dimainkan para timses pasangan calon menyangkut isu SARA. Isu yang berbau SARA, menurutnya, akan sulit dicegah. "Karena peta latar belakang para pasangan juga berbau SARA, terutama aspek keagamaan dan kesukuan," ujar Jeirry.
Selain isu SARA, menurut pria yang intens menggeluti masalah pemilu dan pemilukada itu, praktik politik uang (money politics) juga akan memanaskan panggung politik Sumut.
"Potensi black campaign dan politik uang di pilgub Sumut sangat tinggi," ujar Jeirry, yang pekan lalu ke Medan guna melakukan pemantuan iklim politik jelang pilgub Sumut 2013 ini. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Gunakan HMP soal Century, DPR Dicurigai
Redaktur : Tim Redaksi